Home » » Ketika Jiwa Terbelenggu Dalam Penjara Nafsu Ananiyah

Ketika Jiwa Terbelenggu Dalam Penjara Nafsu Ananiyah

Written By Admin Friday, October 25, 2013 - 6:55 AM WIB | 0 Komentar

Ingat wahai saudaraku…!!!

Ketika jiwa manusia sudah terjajah oleh tentara iblis yang telah menancapkan bendera ANANIYAH di hatinya umat, dengan leluasanya iblis menginjeksi dan memasukkan virus ANANIYAH kedalam hati umat sehingga manusia bermetamorfosa berubah menjadi Tuhan-Tuhan baru dimuka bumi, saat itu rontoklah jiwa kehambaan manusia. Dengan gembiranya, iblis bertepuk tangan bahwa misinya telah berhasil, menjadikan manusia-manusia lupa dengan jati dirinya, nafsunya ingin ditempatkan diatas etalase kemuliaan, dengan mahkota keakuan dan asesoris sanjungan, sehingga hanya kepongahan dan kesombongan yang nampak pada dirinya bukan sifat tawadhu dan lemah lembut.

Inilah fenomena kejahatan rohani yang dialami oleh manusia di akhir zaman menyerang dan menjangkit rohani manusia sehingga manusia lupa dengan jati dirinya bahwa asalnya ia adalah makhluk ciptaan dan tiada.

Wahai saudara-saudaraku….

Pernahkah kita mengobati penyakit ananiyah ini? Jangankan mengobati, sadar bahwa kita terjangkit virus inipun kita tidak mengetahuinya!

Bagaimana tidak?

Berapa kali kita mengaku hebat?

Berapa kali kita merasa diatas orang lain?

Berapa kali kita merasa menjadi orang suci dan mulia?

Berapa kali kita merasa memiliki?

Padahal semua itu (jabatan, kekayaan, kemuliaan, anak, istri) hakekatnya adalah titipan dan bukan milik kita, akan tetapi kita mengaku-ngaku semuanya semua datang dari dirinya sendiri?
Ingatkah ketika kita bersyahadat mengucapkan:

“SAYA MENGAKUI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH RASUL UTUSAN ALLAH”

Berarti tidak ada Tuhan-Tuhan selain ALLAH YANG PATUT KITA SEMBAH!

Tapi kita masih menyembah selain ALLAH

Menyembah kekuatan kita!

Menyembah amal ibadah kita!

Menyembah keramat kita!

Menyembah akal pikiran kita!

Akhirnya kita merasa mulia, merasa suci, merasa kaya, merasa berkuasa dan merasa pandai!

Apakah ini bukan disebut dengan pengingkaran tauhid?

Apakah ini bukan merupakan pelecehan iman?

Dan apakah syahadat kita hanya sebatas seremonial belaka?

Dimanakah kemurnian tauhid itu?

Ingat…!!!
HAMBA tetaplah HAMBA, tidak mungkin HAMBA menjadi TUHAN, dan tidak mungkin TUHAN MENJADI HAMBA


Catatan perjalanan “Si Fakir” yang hina

Dalam bumi kerendahan, 25 Oktober 2013

Hidup Sekali Harus Berarti



Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment