Home » » Awas Jangan Menipu Diri, Pasti Kamu Akan Menyesal!

Awas Jangan Menipu Diri, Pasti Kamu Akan Menyesal!

Written By Admin Saturday, March 5, 2011 - 2:02 AM WIB | 0 Komentar


"Orang yang menipu diri, diawalnya akan manis, akan tetapi di akhir pasti akan terasa pahit"



Ada sebuah ilustrasi


Suatu saat ada seorang sopir sedang mengantarkan majikannya pergi kekantor, kebetulan dia diberi amanah untuk membawanya kebengkel untuk pengecekan rutin, tiba-tiba ada salah satu staff wanita yang berparas cantik datang menghampiri si sopir itu, dan bertanya kepada si sopir itu,


"Wah, itu mobil bapak ya? bagus juga mobilnya pak, pasti harganya mahal"


spontan si sopir menjawab


"Iya, itu mobil saya, kebetulan kemarin baru beli, ya tidak cukup mahal sih harganya, kira-kira sekitar 1 Milyar"


wanita cantik langsung terbelalak kaget,


"Waoooo... Ya pantas saja Pak kalau mobilnya bagus"


####


Dari sedikit dialog diatas kita sudah menangkap apa yang ada akan kita bahas kali ini. Dan ini realita yang terjadi sekarang, membohongi dirinya hanya untuk kepuasan semata.


Kalau si sopir itu sadar bahwa diawalnya akan manis ketika ia menipu dirinya, karena wanita itu belum tahu bahwa mobil itu adalah milik majikannya.


Akan tetapi suatu saat apabila kebohongan itu sudah terbongkar, pasti akan terasa pahit, sopir itu tidak akan berani mengatakan tidak berani mengatakan dihadapan majikannya


Karena kalau dia mengaku-ngaku diahadapan majikannya, pasti akan tahu konskuensinya, dipecat atau di penjarakan, karena yang bukan miliknya ia aku.


####


Begitu pula masalah amal, umumnya orang yang diberi oleh Alloh kelebihan baik itu mengenai ilmu, amal ibadah, keistimewaan, kelebihan, keramat, kedudukan, baik itu masalah moril maupun materil, ataupun masalah duniawi ataupun spiritual, sehingga di kagumi banyak orang, disanjung banyak orang, dianggap hebat, dianggap keramat, sehingga pada umumnya manusia berani menipu dirinya sendiri, yang semestinya pemberian dari Tuhan kita simpan rapat malah pemberian itu kita aku,


Maka kalau kita jujur berani mengoreksi pribadi kita, sudah berapa kali kita menipu diri sendiri, sehingga sadar tidak sadar kita telah merampas haknya Tuhan.


Sebenarnya kita sudah lebih parah daripada seorang perampok, lebih parah daripada seorang koruptor, bahkan lebih parah orang yang bergelimangan dosa, karena kita sudah berani merampok haknya Tuhan.


Karena (hidup, mulia, pandai, berkuasa, alim, kaya, cantik, gagah) itu semua bukan milik kita, kok malah berani mengaku!


Kalau kita merampas hak orang lain saja resikonya dipenjara, bagaimana dengan merampas haknya Tuhan? Tolong renungkan!


Maka


Apabila amal yang tidak ditutupi dengan keikhlasan dan ketawadu'an, pasti timbul pengakuan.


Pertanyaannya sekarang


apa semudah itu mengetrapkan ikhlas dan tawadhu'?



Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment