Ingat saudaraku…
Kita hidup didunia ini hanyalah sesaat,
sebentar lagi “Sang Eksekutor” kehidupan
ini datang menemui kita, dan memaksa kita untuk meninggalkan dunia ini
selama-lamanya!
Maka persiapkanlah dengan baik untuk
menyambut datangnya “Sang Eksekutor”, agar
diujung perjalanan kembali pulang menuju kepada Alloh berakhir khusnul khotimah
Sesuai sabda Rosul SAW sendiri:
Addunya Mazroatul Akhiroh – “Dunia adalah
ladang bagi akhirat”
Jika Rosul mengatakan bahwa dunia ini adalah
Mazroatul
Akhiroh, maka tidak ada suatu tanaman yang bakal tumbuh, kalau kita
hanya diam berpangku tangan, tanpa ada usaha menanam, tanpa ada mujahadah didalam menempuh suatu
keberhasilan dan keselamatan hidup di dunia hingga akhirat kelak.
Maka sekali gagal dalam hidup ini, selama-lamanya
akan menderita, namun sebaliknya, apabila berhasil dalam hidup ini, maka selama-lamanya
akan bahagia dialam barzah hingga
sampai di alam akhirat nanti.
Kalau kita sudah tahu bahwa dunia ini tempat
untuk menanam, maka apa yang kita tanam, ya itu yang kita rasakan hasilnya
nanti, karena apa yang kita tanam menentukan bahagia dan tidaknya nanti kita di
akhirat kelak.
Bagaimana
dengan keadaa kita wahai saudaraku…???
Bibit sengsara atau bibit bahagia? Bibit
neraka atau bibit surga?
Apakah kita menanam bibit sengsara (neraka) senang
membicarakan kesalahan orang lain, kita senang menyakiti hati orang lain, kita
berdusta dan senang merendahkan orang lain?
Ataukah kita menanam bibit bahagia (surga)
sesuai dengan Al Quran dikatakan:
وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ
ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ
قَالُواْ سَلَٰمٗا ٦٣
Dan
hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS.
Al Furqon: 83)
Dan juga didalam QS. Al Waqi’ah: 25-26
لَا يَسۡمَعُونَ
فِيهَا لَغۡوٗا وَلَا تَأۡثِيمًا ٢٥ إِلَّا قِيلٗا سَلَٰمٗا سَلَٰمٗا ٢٦
Mereka
tidak mendengar didalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang
menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam
Jika seseorang itu hatinya senantiasa penuh
dengan kerendahan, merasa kecil dihadapan Allah, NOL tidak merasa memiliki
apa-apa karena semuanya dikembalikan kepada Allah, walaupun nampak baik, nampak
kaya, nampak penuh dengan sanjungan, ataupun nampak bergelimang dengan segala
macam penderitaan, hatinya tetap tunduk tidak berubah, menganggap bahwa
semuanya ini adalah skenario dari Allah, maka inilah bibit-bibit surgawi itu.
Ucapannya senantiasa menyejukkan, senantiasa
membawa manfaat, tidak terdengar dari dirinya ucapan-ucapan yang mengandung dosa
dan membawa fitnah.
Ingat saudaraku…
Tidak ada kebahagiaan dan keselamatan kalau
kita hanya berpangku tangan, maka latih dan latih untuk senantiasa rendah
serendah-rendahnya, merasa tidak memiliki apa-apa disisi Allah.
Dan satu lagi, jauhi segala perbuatan
ataupun perkataan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, lebih-lebih
segala perbuatan yang menjauhkan kita dihadapan Allah SWT.
Karena hidup tidak ada ulangan dua kali,
sekali salah langkah akan sengsara selama-lamanya.
--------------------------------
Catatan
kelam perjalanan “Al Fakir” yang hina
Dalam
Bumi Kerendahan, 4 Januari 2017
“Hidup
Sekali Harus Berarti”
0 comments :
Post a Comment