Home » » Al - Waahiduz Zaman (Sang Kekasih Terpilih)

Al - Waahiduz Zaman (Sang Kekasih Terpilih)

Written By Admin Monday, January 4, 2016 - 11:09 PM WIB | 0 Komentar



Dalam suatu kebaikan disitu pula terdapat suatu keburukan, sebaliknya dalam suatu keburukan terdapat suatu kebaikan bagi siapa yang mau berusaha selalu mawas diri, karena didalam gelap pasti ada secercah cahaya, begitu juga sebaliknya.  Sungguh beruntung bagi siapapun yang bisa menjaga hati didalam setiap langkah dan perbuatan. Karena sekali kita salah melangkah  niscaya cahaya hati itu akan menjadi redup dan menjadi kegelapan bagi dirinya sendiri,

Wahai saudaraku….!!! 

Jika hati seseorang bersih, akan menjadi lemah lembut jiwanya, penyejuk bagi jiwa yang gersang, penerang hati yang sedang gelap gulita, karena hati yang lembut bagaikan tabung resonansi yang mampu menghasilkan cahaya, semakin lembut hati seseorang, maka semakin tinggi frekuensi resonansi kelembutan jiwanya, sehingga jiwa yang lembut itu akan menghasilkan cahaya dalam pandangan cakrawala rohaninya hingga menembus alam semesta, karena belaian yang lembut bisa membuat hati yang keras menjadi luluh. Ternyata frekuensi hati seseorang yang teresonansi frekuensi hati yang absolut bisa merubah hati yang negatif menjadi positif, yang keras akan menjadi lunak, yang asalnya takabbur menjadi rendah diri.

Wahai saudaraku…. Siapakah dia?

Dia adalah Sang  kekasih Tuhan, hamba yang terpilih sebagai tempat menyimpan segudang rahasia keTuhanan, hatinya merupakan tempat terbitnya cahaya – cahaya hikmah, dia merupakan pusat alam semesta, dimana alam semesta ini tidak akan berputar tanpa dirinya,  karena dia al- waahiduz-zaman, Thoifah yang senantiasa tawajjuh bagi keadaan zaman itu, menjadi lentera zaman yang semakin hari kian semakin redup, dengan semakin banyaknya manusia lupa akan yang hak dan bangga dengan perbuatan yang jauh dari nilai-nilai murni seorang hamba. Sehingga suatu perkara yang hak di jauhi dan yang bathil semakin diikuti, Hidupnya sebagai penuntun zaman, air matanya bagaikan penyejuk bagi rapuhnya keadaan zaman itu.

Laulaa yushbihu waahiduz-zamaani yatawajjahu ilalloohi fii amril kholaa-iqi lafaja-ahum amrulloohi fa-ahlakahum (taqriibul ushuul)

Tuuba lilmukhlishiina ulaa-ika mashoobihul huda tanjali ‘anhum kullu fitnatin dholma-a

“Berbahagialah orang – orang yang mempunyai kelembutan jiwa, ikhlas didalam setiap langkah perbuatan, mereka itulah adalah lampu – lampu petunjuk dimana suatu fitnah digambarkan bagaikan malam yang gelap gulita menjadi nampak terang bagi mereka (hadist riwayat abu nu’em dari tsauban)”

Wahai saudaraku…!!!

Apa jadinya bila seumur hidup kita tidak menemukan pembimbing rohani, Sang  kekasih yang terpilih itu? Dan apa jadinya  bila kebanyakan umat telah lalai, menganggap aneh, bahkan dianggap sesat bimbingan dan ajaran kesadaran yang beliau ajarkan itu?

laukaana fii himaa aalihatun illalloohu la fasadataa” (Q.S Al – Anbiyaa : 22)

Kehancuran akan terjadi dimana – dimana, bahkan malapetaka akan meliputi seluruh alam semesta, kerusakan moral tak terbendung lagi, karena manusia disaat itu telah mengingkari jati dirinya sebagai manusia yang lemah dan hina.  Suatu pengingkaran yang sulit termaafkan, sebab manusia telah berani mengaku dirinya sebagai Tuhan, menyekutukan Tuhan dengan dirinya, maka disaat itu guncangan zalzalahakan turun dimuka bumi ini:

Idza zulzilatil ardhu zilzaalahaa
Apabila bumi sudah digoncangkan dengan goncangan yang begitu dahsyatnya,

Wa-akhrojatil ardhu atsqoolahaa
Dan bumi telah mengeluarkan beban – beban berat yang dikandungnya

Waqoolal insaanu maa lahaa
Dan manusia saling bertanya ada apa dengan bumi ini?

Yauma-idzin tuhadditsu akhbaarohaa
Pada hari itu bumi akan menceritakan berita – beritanya kepada umat manusia

Bumi akan memberitahu,  menceritakan kepada umat manusia akan goncangan yang terjadi pada saat itu, disebabkan karena kebanyakan umat manusi telah menjauh dan melalaikan ajaran – ajaran yang dibawa Sang kekasih yang terpilih itu (al waahiduz zaman).


Senin, 04 Januari 2016
(JAMA'AH AL MA'RUF)

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment