Home » » Mari Menanam Bibit-Bibit Surgawi

Mari Menanam Bibit-Bibit Surgawi

Written By Admin Wednesday, January 4, 2017 - 4:00 PM WIB | 0 Komentar

Ingat saudaraku…
Kita hidup didunia ini hanyalah sesaat, sebentar lagi “Sang Eksekutor” kehidupan ini datang menemui kita, dan memaksa kita untuk meninggalkan dunia ini selama-lamanya!
Maka persiapkanlah dengan baik untuk menyambut datangnya “Sang Eksekutor”, agar diujung perjalanan kembali pulang menuju kepada Alloh berakhir khusnul khotimah
Sesuai sabda Rosul SAW sendiri:
Addunya Mazroatul Akhiroh – “Dunia adalah ladang bagi akhirat”
Jika Rosul mengatakan bahwa dunia ini adalah Mazroatul Akhiroh, maka tidak ada suatu tanaman yang bakal tumbuh, kalau kita hanya diam berpangku tangan, tanpa ada usaha menanam, tanpa ada mujahadah didalam menempuh suatu keberhasilan dan keselamatan hidup di dunia hingga akhirat kelak.
Maka sekali gagal dalam hidup ini, selama-lamanya akan menderita, namun sebaliknya, apabila berhasil dalam hidup ini, maka selama-lamanya akan bahagia dialam barzah hingga sampai di alam akhirat nanti.
Kalau kita sudah tahu bahwa dunia ini tempat untuk menanam, maka apa yang kita tanam, ya itu yang kita rasakan hasilnya nanti, karena apa yang kita tanam menentukan bahagia dan tidaknya nanti kita di akhirat kelak.
Bagaimana dengan keadaa kita wahai saudaraku…???
Bibit sengsara atau bibit bahagia? Bibit neraka atau bibit surga?
Apakah kita menanam bibit sengsara (neraka) senang membicarakan kesalahan orang lain, kita senang menyakiti hati orang lain, kita berdusta dan senang merendahkan orang lain?
Ataukah kita menanam bibit bahagia (surga) sesuai dengan Al Quran dikatakan:
وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا ٦٣
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. Al Furqon: 83)
Dan juga didalam QS. Al Waqi’ah: 25-26
لَا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوٗا وَلَا تَأۡثِيمًا ٢٥ إِلَّا قِيلٗا سَلَٰمٗا سَلَٰمٗا ٢٦
Mereka tidak mendengar didalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam
Jika seseorang itu hatinya senantiasa penuh dengan kerendahan, merasa kecil dihadapan Allah, NOL tidak merasa memiliki apa-apa karena semuanya dikembalikan kepada Allah, walaupun nampak baik, nampak kaya, nampak penuh dengan sanjungan, ataupun nampak bergelimang dengan segala macam penderitaan, hatinya tetap tunduk tidak berubah, menganggap bahwa semuanya ini adalah skenario dari Allah, maka inilah bibit-bibit surgawi itu.
Ucapannya senantiasa menyejukkan, senantiasa membawa manfaat, tidak terdengar dari dirinya ucapan-ucapan yang mengandung dosa dan membawa fitnah.
Ingat saudaraku…
Tidak ada kebahagiaan dan keselamatan kalau kita hanya berpangku tangan, maka latih dan latih untuk senantiasa rendah serendah-rendahnya, merasa tidak memiliki apa-apa disisi Allah.
Dan satu lagi, jauhi segala perbuatan ataupun perkataan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, lebih-lebih segala perbuatan yang menjauhkan kita dihadapan Allah SWT.
Karena hidup tidak ada ulangan dua kali, sekali salah langkah akan sengsara selama-lamanya.
--------------------------------
Catatan kelam perjalanan “Al Fakir” yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 4 Januari 2017
“Hidup Sekali Harus Berarti”

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment