Ingat wahai
saudaraku…
Kalau kita sadar,
sadar akan mati, pasti kita prihatin…
Sebuah ilustrasi :
Ada seorang
narapidana diputuskan hukuman mati, tidak tahu kapan akan dieksekusi tembak
Hari demi hari
dia prihatin, dia memikirkan akan mati
Hari-harinya pun
dipakai untuk ibadah, dipakai untuk puasa, dipakai untuk riyadhoh, melatih
hatinya bersiap untuk kembali pulang menghadap keharibaanNya
Akhirnya “Si Narapidana”
yang akan dihukum mati dipindah ke ruang isolasi untuk dieksekusi mati
Dia menyadari
berarti hidupnya sudah tidak lama lagi, hanya tinggal menghitung hari
Mulai stress
karena dia akan dihadapkan diregu tembak
Tiap malam
menangis, mengisolasi diri, tidak banyak bertanya, tidak banyak berkata, mulut
dibungkam erat-erat, hati menyadari akan mati diujung tembak
Diputuskan kurang
besok dia akan dieksekusi dihadapan regu tembak, semakin dekat dia tidak
semakin enak makan, tidak bisa tidur, karena sadar dia akan mati
Saatnya dihukum
tembak, mungkin dia menjerit sekuat-kuatnya memohon ampun dihadapan Alloh
dengan takbir sekuat-kuatnya diujung maut regu tembak
Ini orang sadar
ingat mati!
Kitapun akan
dieksekusi oleh Izroil, bedanya tidak
diujung tembak, mungkin kita tidak tahu kapan mati itu ada, padahal mati sudah
mendekat, kita sudah mendekat dengan kematian, kita sudah mendekat dengan
kematian!
Ingat saudaraku…!!!
HIDUP ITU ADALAH ANTRI UNTUK MATI! INGAT…!!!
HIDUP ANTRI UNTUK MATI!
Tapi kita malah
senang-senang tidak pernah ingat dosa kita, tidak pernah kita tunduk dihadapan
Alloh, bahkan mungkin kita banyak tertawa, padahal mati sudah mendekat, kita
sudah antri sangat dekat sekali tapi tidak tahu
Mari kita renungkan
wahai saudaraku…
Hidup ada
batasnya, apalagi kalau kita nanti dimasukkan neraka, disana tidak ada
kematian, mengapa kita tidak menangisi dosa kita
Ingat…!!!
Orang yang
cerdas, orang yang mengetahui dosanya!
Orang yang
cerdas, orang yang mengenal bahwa dia akan meninggalkan dunia!
Orang yang cerdas
itu tahu bahwa dirinya akan mati, dia akan mati!
Persiapan sowan dihadapan Alloh yang Maha Suci,
tiada sekutu baginya!
Maka dia
mengeNOLkan diri, tidak menjagakan siapa-siapa, tidak menjagakan ibadahnya,
tidak menjagakan amalnya, yang dijagakan Alloh Sang Penciptanya!
Saudaraku… renungkan
ilustrasi diatas!
Kita akan pulang
tapi kita tidak pernah menyesal!
Kita akan mati
tapi kita tidak pernah merasa dosa!
Air mata ini
kering untuk bertaubat, tapi air mata itu subur untuk memikirkan dunia!
Air mata mudah
tumpah untuk urusan dunia!
Tapi untuk urusan
akhirat, urusan dosa sangat kering… kering sekali…
Sehingga tidak
ada manusia yang menangisi dosa lagi
Kembali…
kerendahan… kerendahan… perasaan penuh dosa harus ada didada kita
Renungkan dan rasakan
didalam hati…
Mari kita mohon
kepada Alloh, keluarga kita, anak-anak kita, yang mungkin umat islam dimasa
akan datang sudah akan muncul jahiliyah
yang kedua, dan ini butuh pertolongan, butuh doa dari kita semua dengan penuh
kerendahan.
Kalau memang kita
cerdas, merasa akan mati, maka air mata pasti akan tumpah, kalau kita lengah,
tidak penyesalan itu ada didalam diri kita.
Sadaraku… dilatih…
kami menyadari terutama diri saya, penuh dosa, tidak mampu, tidak bisa, tapi
dilatih… dilatih… ALLOH ROHMAN ROHIM… ALLOH ROHMAN ROHIM… ALLOH ROHMAN ROHIM…
Rasululloh Saw akan memberi syafaat,
sayang kepada umatnya, maka harus dilatih, kita tidak hanya bermujahadah hanya bungkusnya, tapi melatih mujahadah ini dengan jiwa kita, dengan perasaan rendah
serendah-rendahnya.
Ingat…!!! kita
jangan enak-enak hidup, karena “HIDUP
INI ANTRI UNTUK MENUJU KEMATIAN!”
Padahal kita
semakin dekat, tapi aneh tidak semakin baik, kita semakin dekat akan berpulang,
tapi aneh tidak ada perubahan sama sekali, sehingga kita mungkin pulang lebih
jahat… lebih jahat… maka kita mati akan suul
khotimah, tapi kalau kita rendah-rendah... kita akan mati dengan khusnul
khotimah…
Aamiin... Aamiin…
Dilatih… dilatih…
dilatih…
Ingat…!!! Kita
antri untuk mati, dilatih sehingga ujungnya khusnul khotimah…
Catatan perjalana
“Al Fakir yang hina”
Dalam bumi
kerendahan, 1 Januari 2017
Hidup Sekali
Harus Berarti
ijin share tulisannya. sumber saya cantumkn. trima kasih
ReplyDelete