Awas...!!! Jangan Bermain-Main Dalam
Pengetrapan “Billah”
Mungkin
banyak diantara kita terutama Al Fakir
(diri) sendiri berbicara dan membahas tentang ilmu Billah (ilmu kesadaran kepada
Alloh), tapi apakah Billah itu sudah
menyatu di dalam hati kita, sehingga terlihat dari sikap dan sifat kita penuh
kasih sayang? ataukah Billah itu
hanya sekedar di akal, sehingga Billah
itu hanya sekedar akal-akalan? dan dibuat untuk menutupi kesalahannya dengan
dalih “Semua adalah Alloh!”.
Ingat saudaraku...!!! Billah adalah rasa, yang tumbuh di dalam kesadaran jiwa, bukan diakal,
yang akhirnya Billah itu diolah dan
di pengaruhi oleh akal pikiran.
Iblispun
menguasai hati kita sehingga ilmu Billah
yang semestinya bersemayam didalam jiwa dan hati, oleh Iblis diangkat supaya
bersemayam di akal pikiran manusia, sehingga Billah hanya diucapkan tapi tidak pernah dirasakan!
Ingat
Firman Alloh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ,كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang
tidak kamu perbuat? Murka Alloh Amat besar Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan” (QS.
61 :2-3)
Lalu bagaimanakah
dengan Billah yang ada pada diri
kita?
Sungguh aneh..!!!
Semestinya Billah menghancurkan rasa dendam! Tapi masih ada rasa dendam!
Semestinya Billah menghancurkan rasa iri dan hasud! Tapi masih ada rasa iri
dan hasud!
Semestinya Billah menghancurkan rasa sombong dan bangga! Tapi masih ada rasa
sombong dan bangga!
Semestinya Billah menghancurkan rasa saling fitnah-memfitnah! Tapi masih
saling fitnah-memfitnah!
Semestinya Billah menghancurkan perasaan ingin menjatuhkan orang lain! Tapi masih
ingin menjatukan orang lain, karena merasa tersaingi!
Semestinya Billah juga menghancurkan keinginan untuk mencari pengaruh! Tapi masih
ingin mencari pengaruh untuk dipuji dan disanjung!
Ingat…!!!
Billah itu adalah rasa dan kesadaran
jiwa, bukan pengertian diakal pikiran!
Maka
jangan bermain-main dengan Ilmu Billah,
karena sama saja kita melecehkan Alloh! menantang Alloh! dengan dalih semua
berasal dari Alloh! tapi bukan tumbuh dari rasa dan kesadaran jiwa, hanya
sekedar pengertian belaka!
Dan ketika
orang yang sudah dikaruniai pengetrapan rasa Billah, ketika ia dihujat dengan finah, ketika ia dihujat dengan
cacian, maka jiwa yang penuh dengan pengetrapan Billah tentu hanya diam dan tidak mengurangi rasa kasih sayangnya
terhadap orang yang menfitnah dan menghujatnya, karena dia sadar bahwa semuanya
itu adalah datang dari TuhanNya, karena hidup ini tidak lepas dari skenarioNya
sehingga tidak ada sedikitpun rasa benci terhadap siapapun yang menfitnah dan
menghina dirinya.
Wahai saudaraku sudahkan kita
memiliki sifat, sikap dan rasa seperti itu..??? atau munafikkah kita dalam
pengetrapan Billah?
Kenyataan kita masih jahat, ahli
fitnah (penghujat) bahkan kita merasa baik dan memandang orang lain kecil!
Firman Alloh:
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan
hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (QS.
25:63)
Ingat Billah adalah rasa dan kesadaran jiwa!
####
Sebuah
kisah dari seorang hamba dalam perjalanan mencari TuhanNya, yang bisa kita
ambil pelajaran.
Suatu saat
seorang hamba tersebut bermunajat dengan khusuknya kepada TuhanNya, ia berucap
dengan lirih dan penuh ketawadhuan,
dihiasi dengan air mata yang meleleh dipipinya yang sudah keriput, yang ia
lakukan lebih dari 25 tahun perjalanan dalam hidupnya seraya berucap
“Yaa Alloh..
selain Engkau adalah kecil, tidak ada apa-apanya, maka aku tidak butuh
semuanya, semuanya adalah palsu dan menipu, maka aku hanya butuh Engkau karena
selain Engkau tiada arti”
Maka
saat itu ada suara jiwa (hatif) yang
sangat keras mengatakan:
“Sombong sekali engkau
wahai hambaku! Apakah kamu sudah suci berhadapan denganKu!”
“Jangan kau
selimuti ketakaburanmu atas namaKu, ingatlah semua yang Kuciptakan adalah alat
untuk mengenalku karena apa yang kuciptakan itu tidak sia-sia”
“Ingat hambaku
yang bisa menghadapKu ya Aku!, yang bisa mengingatKu ya Aku!, dan yang bisa
mengenal Aku ya Aku, (AROFTU ROBBI BI ROBBI) karena engkau bukan siapa-siapa
dan bukan apa-apa, karena engkau adalah kehendakKu dan makhlukKu”
Maka
menangislah si hamba itu dalam kehinaan dan kerendahannya, karena menganggap
dirinya dekat dengan TuhanNya, terasa malu dia menyadari kebodohannya karena
ada pengakuan mampu mendekat kepadaNya.
#####
Ingat..!!! Billah bukan diakal akan tetapi Billah
harus dirasakan, semakin orang itu Billah
semakin tidak berkutik untuk membuat dirinya bangga, merasa aku, karena Ilmu Billah itu adalah sinar penerang hati
serta membimbing untuk melihat kelemahan dan cacatnya diri sendiri dan
menyadari semuanya hanya TuhanNya sehingga dia tiada daya dan upaya kecuali
dari TuhanNya dan dia merasa NOL dan NOL itupun di NOL kan lagi, artinya tidak
ada yang apa-apa, hanya DIA (ALLOH).
Sesuai
dengan hukum logika
“Apapun yang
diciptakan itu asalnya tidak ada”
Lalu bagaimana
dengan perasaan kita?
Sedikit
kita merasa ada dan merasa “AKU”, maka dia tidak akan bisa bertemu dan
menemukan TuhanNya!
Mungkinkah
yang tidak ada bisa menemukan yang ada?
Mungkinkah
yang tidak ada bisa mengingat yang ada?
Mungkinkah
yang tidak ada bisa mengenal yang ada?
Mungkinkah
yang tidak ada bisa mencintai yang ada?
JAWABNYA MUSTAHIL!
Maka
DIALAH yang bisa menemukan DIA, DIALAH yang bisa mengingat DIA, DIALAH yang
bisa mengenal DIA dan DIALAH yang bisa mencintai DIA.
Tidak tahu malu dan bodohnya
kita bila merasa MAMPU BERMUJAHADAH,
MAMPU BERDZIKIR, MAMPU BERIMAN, MAMPU
MA’RIFAT, DAN MAMPU CINTA KEPADANYA!
RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU…!!!
ORANG YANG MENGETRAPKANKAN BILLAH ITU MERASA KECIL TIDAK ADA
APA-APANYA!
SALAM
……………………………………………………………………………..
Catatan kelam perjalanan “Al Fakir” yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 20 Januari 2017
“Hidup Sekali Harus Berarti”
Dalam lautatan uluhiyyah yang tak bertepi namun berdasar,. Maka tenggelamlah kedasarnya,. Jangan berenang mecari tepinya,. Pekerjaan tenggelam tak dapat diceritakan namun pengalaman tenggelam dapat diungkapkan,. Bahkan cerita tentang pengalaman berenang tidak perlu dikatakan karena pekerjaan berenang dapat dilihat dan diperlihatkan pekerjaan perenangannya,. 4pintu tanpa daun pintu namun beranak kunci kenalilh swara dalam diam,. Diam dalam swara,. Diam dalam diam dan swara dalam swara maka kata kata didalam yang berkata kata dan yang berkata kata dalam kata kata haqekat -Nya adalah sang MahaDia,. Laa ilaha illa hu,. Salam kasihsayang dan tersenyumlah selalu
ReplyDelete