Home » » Awas...!!! Jangan Bermain-Main Dalam Pengetrapan “Billah”

Awas...!!! Jangan Bermain-Main Dalam Pengetrapan “Billah”

Written By Admin Friday, January 20, 2017 - 9:57 AM WIB | 1 Komentar


Awas...!!! Jangan Bermain-Main Dalam Pengetrapan “Billah”
Mungkin banyak diantara kita terutama Al Fakir (diri) sendiri berbicara dan membahas tentang ilmu Billah (ilmu kesadaran kepada Alloh), tapi apakah Billah itu sudah menyatu di dalam hati kita, sehingga terlihat dari sikap dan sifat kita penuh kasih sayang? ataukah Billah itu hanya sekedar di akal, sehingga Billah itu hanya sekedar akal-akalan? dan dibuat untuk menutupi kesalahannya dengan dalih “Semua adalah Alloh!”.
Ingat saudaraku...!!! Billah adalah rasa, yang tumbuh di dalam kesadaran jiwa, bukan diakal, yang akhirnya Billah itu diolah dan di pengaruhi oleh akal pikiran.
Iblispun menguasai hati kita sehingga ilmu Billah yang semestinya bersemayam didalam jiwa dan hati, oleh Iblis diangkat supaya bersemayam di akal pikiran manusia, sehingga Billah hanya diucapkan tapi tidak pernah dirasakan!
Ingat Firman Alloh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ,كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ 
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Murka Alloh Amat besar Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS. 61 :2-3)
Lalu bagaimanakah dengan Billah yang ada pada diri kita?
Sungguh aneh..!!!
Semestinya Billah menghancurkan rasa dendam! Tapi masih ada rasa dendam!
Semestinya Billah menghancurkan rasa iri dan hasud! Tapi masih ada rasa iri dan hasud!
Semestinya Billah menghancurkan rasa sombong dan bangga! Tapi masih ada rasa sombong dan bangga!
Semestinya Billah menghancurkan rasa saling fitnah-memfitnah! Tapi masih saling fitnah-memfitnah!
Semestinya Billah menghancurkan perasaan ingin menjatuhkan orang lain! Tapi masih ingin menjatukan orang lain, karena merasa tersaingi!
Semestinya Billah juga menghancurkan keinginan untuk mencari pengaruh! Tapi masih ingin mencari pengaruh untuk dipuji dan disanjung!
Ingat…!!! Billah itu adalah rasa dan kesadaran jiwa, bukan pengertian diakal pikiran!
Maka jangan bermain-main dengan Ilmu Billah, karena sama saja kita melecehkan Alloh! menantang Alloh! dengan dalih semua berasal dari Alloh! tapi bukan tumbuh dari rasa dan kesadaran jiwa, hanya sekedar pengertian belaka!
Dan ketika orang yang sudah dikaruniai pengetrapan rasa Billah, ketika ia dihujat dengan finah, ketika ia dihujat dengan cacian, maka jiwa yang penuh dengan pengetrapan Billah tentu hanya diam dan tidak mengurangi rasa kasih sayangnya terhadap orang yang menfitnah dan menghujatnya, karena dia sadar bahwa semuanya itu adalah datang dari TuhanNya, karena hidup ini tidak lepas dari skenarioNya sehingga tidak ada sedikitpun rasa benci terhadap siapapun yang menfitnah dan menghina dirinya.
Wahai saudaraku sudahkan kita memiliki sifat, sikap dan rasa seperti itu..??? atau munafikkah kita dalam pengetrapan Billah?
Kenyataan kita masih jahat, ahli fitnah (penghujat) bahkan kita merasa baik dan memandang orang lain kecil!
Firman Alloh:
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (QS. 25:63)
Ingat Billah adalah rasa dan kesadaran jiwa!
####
Sebuah kisah dari seorang hamba dalam perjalanan mencari TuhanNya, yang bisa kita ambil pelajaran.
Suatu saat seorang hamba tersebut bermunajat dengan khusuknya kepada TuhanNya, ia berucap dengan lirih dan penuh ketawadhuan, dihiasi dengan air mata yang meleleh dipipinya yang sudah keriput, yang ia lakukan lebih dari 25 tahun perjalanan dalam hidupnya seraya berucap
“Yaa Alloh.. selain Engkau adalah kecil, tidak ada apa-apanya, maka aku tidak butuh semuanya, semuanya adalah palsu dan menipu, maka aku hanya butuh Engkau karena selain Engkau tiada arti”
Maka saat itu ada suara jiwa (hatif) yang sangat keras mengatakan:
“Sombong sekali engkau wahai hambaku! Apakah kamu sudah suci berhadapan denganKu!”
“Jangan kau selimuti ketakaburanmu atas namaKu, ingatlah semua yang Kuciptakan adalah alat untuk mengenalku karena apa yang kuciptakan itu tidak sia-sia”
“Ingat hambaku yang bisa menghadapKu ya Aku!, yang bisa mengingatKu ya Aku!, dan yang bisa mengenal Aku ya Aku, (AROFTU ROBBI BI ROBBI) karena engkau bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, karena engkau adalah kehendakKu dan makhlukKu”
Maka menangislah si hamba itu dalam kehinaan dan kerendahannya, karena menganggap dirinya dekat dengan TuhanNya, terasa malu dia menyadari kebodohannya karena ada pengakuan mampu mendekat kepadaNya.
#####
Ingat..!!! Billah bukan diakal akan tetapi Billah harus dirasakan, semakin orang itu Billah semakin tidak berkutik untuk membuat dirinya bangga, merasa aku, karena Ilmu Billah itu adalah sinar penerang hati serta membimbing untuk melihat kelemahan dan cacatnya diri sendiri dan menyadari semuanya hanya TuhanNya sehingga dia tiada daya dan upaya kecuali dari TuhanNya dan dia merasa NOL dan NOL itupun di NOL kan lagi, artinya tidak ada yang apa-apa, hanya DIA (ALLOH).
Sesuai dengan hukum logika
“Apapun yang diciptakan itu asalnya tidak ada”
Lalu bagaimana dengan perasaan kita?
Sedikit kita merasa ada dan merasa “AKU”, maka dia tidak akan bisa bertemu dan menemukan TuhanNya!
Mungkinkah yang tidak ada bisa menemukan yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mengingat yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mengenal yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mencintai yang ada?
JAWABNYA MUSTAHIL!
Maka DIALAH yang bisa menemukan DIA, DIALAH yang bisa mengingat DIA, DIALAH yang bisa mengenal DIA dan DIALAH yang bisa mencintai DIA.
Tidak tahu malu dan bodohnya kita bila merasa MAMPU BERMUJAHADAH, MAMPU BERDZIKIR, MAMPU BERIMAN, MAMPU MA’RIFAT, DAN MAMPU CINTA  KEPADANYA!
RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU…!!!
ORANG YANG MENGETRAPKANKAN BILLAH ITU MERASA KECIL TIDAK ADA APA-APANYA!
SALAM
……………………………………………………………………………..
Catatan kelam perjalanan “Al Fakir” yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 20 Januari 2017

“Hidup Sekali Harus Berarti”

Sebarkan:

1 comments :

  1. Dalam lautatan uluhiyyah yang tak bertepi namun berdasar,. Maka tenggelamlah kedasarnya,. Jangan berenang mecari tepinya,. Pekerjaan tenggelam tak dapat diceritakan namun pengalaman tenggelam dapat diungkapkan,. Bahkan cerita tentang pengalaman berenang tidak perlu dikatakan karena pekerjaan berenang dapat dilihat dan diperlihatkan pekerjaan perenangannya,. 4pintu tanpa daun pintu namun beranak kunci kenalilh swara dalam diam,. Diam dalam swara,. Diam dalam diam dan swara dalam swara maka kata kata didalam yang berkata kata dan yang berkata kata dalam kata kata haqekat -Nya adalah sang MahaDia,. Laa ilaha illa hu,. Salam kasihsayang dan tersenyumlah selalu

    ReplyDelete