Home » » Siapa Pembimbing dan Seberapa Berat Masalahmu, Menunjukkan Kelasmu Saat Ini!

Siapa Pembimbing dan Seberapa Berat Masalahmu, Menunjukkan Kelasmu Saat Ini!

Written By Admin Saturday, June 14, 2014 - 4:02 PM WIB | 0 Komentar

Ilmu Padi : "Semakin berisi semakin merunduk"
“Orang besar dibimbing oleh orang besar, orang kecil dibimbing oleh orang kecil, siapa pembimbingmu saat ini itulah menunjukkan kelasmu saat ini!”
Siapa pembimbing orang besar itu? Dan siapa pembimbing orang kecil itu?
Pembimbing orang besar yaitu selalu membimbing dan mengarahkan untuk menyadari bahwa kita adalah makhluk ciptaan yang asalnya tidak ada (NOL) sehingga ada (menjadi wujud) dan ketika diberi amanah kaya, pandai, terhormat, mulia, sehat, miskin, sakit, terhina, itu hakekatnya semua datang dari ALLAH, maka hati harus menyadari bahwa semua itu adalah titipan dan bukan milikknya sehingga tiada pernah ada pengakuan merasa “AKU” sedikitpun, akhirnya dalam hatinya merasa tidak memiliki (NOL) karena semua datangnya dari ALLAH dan dia merasa rendah apapun manusia pasti mempunyai kesalahan dan dosa, inilah pembimbing yang besar itu, mampu membimbing hatinya umat lepas dari penyakit “AKU” yang merupakan raja dari penyakit batin.
Karena orang yang sudah NOL dan bebas dari penyakit “AKU” tiada acara ketika ia dikenal maupun tidak dikenal, tiada sedikitpun kebanggan ketika dipuji tiada pula nampak kemarahan ketika ia dicaci.
Hatinya bagaikan selembut sutera artinya ia memiliki sifat rahmatal lil a’lamin, kasih sayang kepada semua makhluk, tiada pernah mencaci maki, menyalahkan, menggunjing dan merendahkan orang lain, kata-katanya selalu selalu bergelimang dengan hikmah, menyejukkan jiwa dan pembangkitkan semangat bagi siapa saja yang mendapatkan petuah darinya.
Ia mampu merubah perangai tercela menjadi terpuji, mampu menjadikan sifat pemarah menjadi penyabar, lemah lembut dan kasih sayang, mampu merubah hati yang panas menjadi dingin seperti air es memadamkan bara api, mampu menjadikan orang yang asalnya hina menjadi mulia dan mampu menjadikan lupa dengan Tuhannya bisa sadar kepada Tuhannya.
Mempunyai hati dan jiwa seperti Rasulullah SAW, dia sangat bijaksana, meluruskan hal-hal yang keliru menjadi tidak keliru, salah menjadi benar, mengingatkan tanpa menyakiti, menuntun orang dengan toga kesabarannya, melayani orang dengan jubah kerendahan hatinya, sehingga iapun sanggup mencetak aklaqul karimah yang seperti padi semakin berisi semakin merunduk, semakin tinggi ilmunya semakin rendah hati.
Cara berpakainnya sangat bersahaja, suaranya sangat lembut serta pelan penuh dengan kesabaran, sehingga dia tidak pernah mengecewakan orang lain, membuat orang sejuk dan terhormat apabila berbicara dengannya serta tatapan matanya pun sejuk penuh pesan perdamaian dan kasih sayang.
Ia gemar menebar senyuman kepada orang yang mengenalnya dan yang dikenalinya, selalu positive thinking dan positive feeling terhadap orang lain, dan dia menempatkan setiap orang adalah inspirasi ilmunya. Hatinya juga sekuat dan sekeras baja artinya ketika orang itu mendapat ujian yang sangat hebat sedikitpun ia tiada bergeming sehingga aura kesabaran dan ketabahan memancar didalam dirinya.
Ketika ia mendapat cercaan, fitnaan dan hinaan dia tidak bergeming sekalipun, senjatanya adalah diam dan berdoa semoga ALLAH mengampuni orang yang menghina dan memfitnahnya sehingga mengubah fitnaan dan hinaan itu menjadi hikmah yang berbalut mutiara keindahan, dia hanya berucap “Indahnya fitnaan itu seperti hikmah dituangkan dalam jiwa orang yang mengalami kebuntuan jalan”, sehingga ia mampu merubah fitnah menjadi hikmah.
Akan tetapi ketika yang dibimbing malah tumbuh perasaan aku (aku kaya, aku pandai, aku mulia, aku hafal kitab dan al quran), semakin pandai semakin bangga, merasa benar sendiri. Hatinya sekeras batu artinya ia memiliki sifat iblis yang merasa unggul (aku), mudah mencaci maki, menyalahkan, menggunjing serta merendahkan orang lain, kata-katanya selalu bergelimang dengan fitnah, menjadikan hati panas seperti neraka dan ketika mendapat fitnah justru dia malah membalas dengan lebih kejam. Ia termasuk orang yang kecil walaupun yang membimbing itu adalaha seorang ulamat yang top dan terkenal seantero jagat.
“Begitupula masalah yang kau hadapi sekarang adalah menunjukkan kelas dan derajatmu saat ini dihadapan Allah! karena masalah kecil bagi orang kecil, dan masalah besar bagi orang besar!”
Apa masalah besar dan masalah kecil itu?
Masalah kecil selalu memikirkan dunia! masalah besar selalu memikirkan akherat!
Tidak peduli walaupun seorang presiden kalau urusan kita mengurusi dunia tetap kelas kita adalah kelas kecil karena dunia itu kecil dan pasti  akan kita tinggal!
Akan tetapi walaupun kita seorang pemulung, tukang becak atau seorang pengemis yang sangat miskin sekalipun kalau yang dihadapi adalah urusan akherat,dan urusan membersihkan jiwa dari penyakit aku sehingga hatinya selalu NOL berarti kita adalah orang besar, karena yang kita hadapi adalah akherat yang lebih besar daripada dunia.
Ingat saudaraku….!!!
“Orang besar tidak pernah merasa dirinya besar, akan tetapi orang kecil selalu menggap bahwa dirinya adalah orang besar!”
Maka cari dan temui orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut, walaupun dia adalah seorang pemulung, tukang becak atau seorang pengemis! Mintalah petuah darinya, mintalah bimbingan petunjuk darinya untuk mendapatkan mutiara akhlaqul karimah yang sangat langkah diakhir zaman ini.
Karena orang besar itu tidak akan pernah hidup di dalam singgahsana kemuliaan bermahkota keakuan yang berselimut dengan kesombongan, akan tetapi ia tersembunyi kolong kerendahan yang dibalut dengan cacian, fitnaan, dan hinaan, sehingga setiap langkahnya adalah langkah kerendahan bukan langkah kesombongan dan ketakaburan, hatinya selalu NOL tidak menjagakan siapa-siapa kecuali ALLAH SANG MAHA PENOLONG DAN SANG MAHA PENCIPTA!
*****
Catatan perjalanan hidup “Al Fakir” yang hina
Dalam Bumi kerendahan, 14 Juni 2014

“Hidup Sekali Harus Berarti”

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment