Home » » Biadabnya Manusia! Akibat Ilmu Yang Tidak Bermanfaat

Biadabnya Manusia! Akibat Ilmu Yang Tidak Bermanfaat

Written By Admin Tuesday, June 17, 2014 - 9:22 AM WIB | 0 Komentar

Biadabnya Manusia! Akibat Ilmu Yang Tidak Bermanfaat
Ingat wahai saudaraku…!!!
Ketika ilmu pengetahuan mudah didapat sehingga manusia menemukan temuan-temuan yang sangat hebat akan tetapi justru dibalik itu hancurnya dunia ini karena ilmu pengetahuan yang tiada manfaat, maka alangkah hebatnya dampak negatif dari ilmu baik itu ilmu pengetahuan, teknologi apabila ilmu tersebut tidak bermanfaat sehingga dapat merusak kelangsungan hidup umat manusia.
Coba kita lihat sejenak, banyak tokoh-tokoh yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat hebat, banyak juga tokoh-tokoh yang dipandang menguntungkan bagi umat, akan tetapi jika tidak manfaat justru hancur dan kiamatnya dunia ini dari pikiran dan akal manusia itu sendiri yang mana ilmu-ilmu itu tidak manfaat.
Ingat, ketika ilmu pengetahuan sangat didambakan dan pelaku-pelaku ilmu disanjung kesana kemari sehingga manusia menciptakan suatu temuan yang sangat hebat, suatu saat ketika manusia menemukan materi uranium satu sisi yang semestinya untuk kesejahteraan umat sebagai tenaga nuklir, tapi satu sisi materi uranium malah menjadi bom nuklir sehingga bisa membunuh jutaan dalam satu kali ledakan.
Ternyata ilmunya manusia untuk membuat kiamatnya dunia ini  apabila ilmu itu tidak manfaat!
Begitupula dengan ilmu agama, walaupun ilmu itu nampaknya kita mulia, disanjung oleh umat manusia, disana sini semua orang kagum, akan tetapi ingat apabila ilmu itu tidak bermanfaat justru ini yang akan menjadikan hancurnya kehidupan ini dan menjadikan manusia semakin jauh dari Allah SWT dan semakin berwatak layaknya seperti iblis (merasa aku).
“kullu ‘alimin laa yanfa’u bi ilmihi huwa wa iblisu sawa’”
Semua yang berilmu (baik ilmu agama ataupun ilmu yang lainnya), akan tetapi tidak bisa menjadikan manfaat, tidak menghasilkan nilai-nilai positif, maka dia sama saja dengan iblis, bahkan lebih sesat daripadanya!
Maka alangkah menyesalnya bila ilmu yang kita miliki itu tiada manfaat!
Bagaimana dengan kita wahai saudaraku?
Ingat!
Apabila ilmu itu masih dikuasai oleh nafsu! maka yang berilmu itu akan menjadi jahat, bahkan yang berilmu agamapun akan menjadi  anarkis, mudah menyalahkan dan mudah menghujat orang lain, bukan malah sebagai petunjuk bagi dirinya semakin merendah dan penuh banyak dosa.
Inilah dampak apabila hati kita kotor!
Maka mutlak hati harus dibersihkan dari sifat-sifat kotor dan tercela sampai benar-benar habis, benar-benar NOL “Attakholli anissifati mazmumah”.
Kalau sifat-sifat tercela belum kita hapus, semakin pintar, semakin alim, semakin pandai justru malah ilmunya ini yang akan menghancurkan umat masyarakat dan mengajak umat semakin jauh dari Allah SWT.
Ini fenomena ilmu di akhir zaman!
Maka Rasulullah SAW bersabda:
”Man yazdad ’ilman lam yazdad hudan, lam yazdad minallaahi illaa bu’dan"
Barangsiapa bertambah ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia semakin bertambah jauh dari Allah SWT
Artinya :
Barang siapa yang bertambah ilmunya akan tetapi tidak menjadikan ia semakin merunduk sehingga merasa benar dan orang lain dipandang salah dan kecil sehingga hati yang kotor mempengaruhi kesucian hatinya maka sesungguhnya ilmunya itu tiada manfaat. Akan tetapi walaupun orangnya tidak berilmu akan tetapi memiliki hati yang rendah dan merunduk itulah orang yang benar-benar mendapat petunjuk dari Allah.
Lebih-lebih orang yang berilmu sehingga mendapatkan petunjuk dan hidayah “man tawadhua rofa’a hullah” sehingga yang dipandang hanya dirinya yang salah sehingga ilmunya bermanfaat menjadikan petunjuk hati bagi orang tersebut dan orang itu diangkat menjadi kekasih Allah SWT.
Maka jangan tertipu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekali tidak manfaat akan menghancurkan diri kita dan orang lain bahkan yang akan menjadikan dunia ini kiamat!
Begitupula ilmu agama apabila hati kita kotor sehingga ilmu agama itu tidak manfaat, menjadikan ilmu agama itu untuk ajang debat, mengkafirkan dan menyalahkan orang lain!
Wahai saudaraku… mari kita koreksi keadaan kita…
Berapa orang yang telah kita hujat?
Berapa orang yang kita hina?
Sehingga mengunggulkan diri kita sendiri akhirnya diri kita merasa suci dan mulia bukan malah menjadikan ilmu agama itu petunjuk untuk hati menjadi lunak dan rendah.
Maka sejatinya orang yang diberi petunjuk dan dipilih oleh Allah orang itu tunduk, bersujud dan menangis, sehingga dia tidak sempat dan tidak pernah melihat cacat dan hinanya orang lain, tapi dia hanya melihat dirinya sendiri.
"Sesungguhnya orang yang beriman itu, apabila disebutkan nama Allah, akan bergetar hati mereka. Apabila dibacakan ayat-ayatnya (Al-Quran), maka akan bertambah keimanannya.” (QS Al-Anfaal : 2)
“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam : 58 )
Bagaimana dengan ayat-ayat diatas itu wahai saudaraku…???
Semestinya dengan ayat itu menjadikan petunjuk bagi kita untuk tunduk, tidak berani mengangkat kepala, dan merasa rendah-serendahnya, bahkan banyak menangis, sehingga hati kita selalu merasa rendah, merasa tiada arti, hati kita rindu dengan Sang Pencipta Alam dan ketika membaca sholawat hati kita rindu bertemu Sang Kekasih (Rasulullah SAW), semakin hari kerinduan itu semakin terasa dan air mata kerinduan pun tiada bisa terbendung.
Inilah hakekat kekasih Allah dan Rasulullah SAW!
Dia tidak pernah melihat cacat dan hinanya orang lain, tapi dia senantiasa melihat hina dan kerendahan dirinya sendiri, akhirnya teralun untaian sholawat di lisannya yang penuh dosa seiring kerinduan muncul didalam hati.
YAA SAYYIDII… YAA ROSULALLOOH… YAA SAYYIDII… YAA ROSULALLOOH… YAA SAYYIDII… YAA ROSULALLOOH…
Pernahkah kita membaca sholawat sambil menangis? 
Pernahkan kita mujahahah sambil merasa dosa tidak pantas dihadapan Allah?
Ingat wahai saudaraku..!!!
Hidup kita terbatas, semakin hari semakin berkurang umur kita, alangkah ruginya kita apabila hati masih jahat dan penuh dengan sifat keaku-akuan! Sehingga semakin hari bukan malah semakin rendah dan tunduk akan tetapi malah semakin kuat dan mengakar sifat sombong dan takaburkita dihadapan Allah, padahal perasaan ini akan dibongkar dihadapan Allah kelak.
Ingat…!!! ALLAH ITU SUCI, ALLAH ITU ESA, ALLAH TIDAK MAU DISEKUTUKAN DENGAN MAKHLUK APAPUN JUGA, akan tetapi bagaimana kita pulang membawa perasaan “aku” dihadapan Allah?
Inilah fenomena yang  terjadi saat ini..!!!
Semakin banyak dan melimpah ilmu baik itu ilmu pengetahuan dan ilmu agama malah semakin tidak manfaat dan menjauhkan diri kepada Allah.
Maka ilmu yang manfaat dia sama sekali tidak gentar dengan siapapun juga walaupun likulli syaiin sababa, walaupun pistol bisa membunuh akan tetapi dia tidak takut akan pistol itu yang dia takuti adalah yang memegang pistol itu.
Begitupula orang yang sudah mendapat manfaat dari ilmunya, dia tidak takut dengan apapun juga walaupun dia kaya, dia tidak takjub dengan kekayaanya akan tetapi dia takjub dengan yang memberi kekayaan itu sehingga didalam hatinya tiada pengakuan sedikitpun karena ia sadar bahwa ia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Inilah hakekat tauhid, hakekat iman, dan hakekat ma’rifat itu!
Orang itu memiliki keyakinan yaitu khusnul yaqin (khusnodhon Billah) sehingga dia timbul pernyataan bahwa semua itu datangnya dari Allah, dan orang yang diberi kekhususan didalam imannya, dia mengalami kemajuan baik itu kemajuan lahiriyah atau kemajuan moral atau sebaliknya, walaupun dia mengalami kemajuan dan kemunduran pandangannya tidak pernah berubah yang ada adalah hanya positive thingking dan semua adalah kasih sayang dari ALLAH ini adalah orang yang khusus.
Kenyataannya orang-orang yang penuh dosa diangkat oleh Allah, dan banyak kekasih-kekasih Allah diangkat, banyak orang-orang bodoh dicintai sehingga dicintai oleh Allah, banyak orang-orang rendah seperti sampah akan tetapi Allah mengangkat derajatnya.
Berbeda dengan orang pada umumnya ketika ia terangkat dia bersyukur akan tetapi ketika jatuh inilah yang berubah sehingga hilang sangka baiknya kepada Allah, kalau diatas bilang Alhamdulillah, dan ketika jatuh dia bila innalillah (Allah tidak sayang padaku), oleh karena itulah ketika seorang hamba itu jatuh, sekali tempo seperti malaikat sekali tempo seperti setan (hasud).
Bagaimana posisi kita wahai saudaraku?
Maka tanamkan  perasaan rendah dan dosa dimanapun berada, merasa tiada daya (NOL perasaan aku), sehingga satu langkah kita berjalan, satu hembusan nafas yang kita keluarkan, satu kedip mata kita lakukan dan satu ucap kata yang kita keluarkan benar-benar bisa bermanfaat dan berarti sehingga menjadikan nilai pengabdian kita dihadapan Allah SWT.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat : 56)
Semoga Allah meridhoi langkah perjalanan hidup kita sehingga menjadikan ilmu yang kita terima menjadi bermanfaat, karena hidup hanya sekali maka harus berarti.
...
Catatan kelam perjalanan "Al Fakir" yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 17 Juni 2014
“Hidup Sekali Harus Berarti”
----------------------------------------------------------------------
Dirangkum dari kajian Pengakuanku Sebagai Tuhan Edisi 133 :
----------------------------------------------------------------------

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment