Home » » “Aku” Merajalela, Iblispun Tertawa

“Aku” Merajalela, Iblispun Tertawa

Written By Admin Monday, May 23, 2011 - 9:42 PM WIB | 1 Komentar

bendera aku.png


"Siapa yang tidak mengenal dirinya, maka dia akan celaka, dan tidak akan celaka selagi dia mengenal dirinya"


Apabila kita mengenal diri kita, ketika ada sebuah barang bukan milik kita, pasti akan mengatakan "aku tidak berhak memilikinya karena ini bukan milikku".


Maka dipastikan orang itu akan selamat, sedangkan orang yang tidak selamat pasti orang itu tidak mengenal dirinya, sehingga semuanya itu di "aku", ini milikku, milikku, milikku.


Inilah zaman terparah, dimana sudah menyebar virus yang mana virus ini sulit untuk dibendung, dan ironinya semua orang pasti terjangkit virus itu, dari kalangan atas sampai bawah, dari pejabat sampai rakyat, dari pemimpin maupun yang dipimpin, dari orang kaya sampai orang miskin, dari orang pintar sampai orang bodoh, bahkan dari para pendidik, ulama, professor,dan dokterpun sendiri terjangkit virus ini.


Sehingga zaman ini merupakan puncak kulminasi krisis rohani yang menyebar lewat virus "ke akuan". Dan sumbernya krisis rohani manusia sudah tidak mengenal dirinya sendiri, sungguh sangat sulit orang mengenal dirinya sendiri, sampai ada kata-kata orang jawa berkata "Sopo siro, sopo ingsun " (siapa kamu, siapa aku).


Sudah banyak contoh yang ditorehkan didalam sejarah maupun yang tertulis didalam kitab suci, ambil saja contoh Raja Firaun, kehidupannya pun nyaris sempurna tiada yang cacat, sampai sempurnanya ia lupa dengan dirinya, lupa dengan sifat kemanusiaannya. Iapun bertepuk dada dan menyombongkan diri, sehingga pengakuan sebagai Tuhanpun terucap dari bibir Sang Raja Firaun tersebut.


Begitupula dengan iblis yang menyatakan "aku lebih baik daripada adam" pada saat itu, ia terlempar keluar dari surga.


Lalu bagaimana dengan kita? Ketika pujian itu datang menghampiri kita, karena mungkin prestasi yang kita torehkan begitu besar andil didalam kehidupan, sehingga banyak orang terkagum-kagum dengan apa yang kita dapat, puja pujipun menghapiri kita.Saat itu kenalkah dengan diri kita? Atau malah kita aku, itu adalah milik kita? Serta yang ada hanya kemuliaan yang nampak pada diri kita?


Ingat, orang yang jatuh dan tidak selamat sebab dia tidak mengenal siapa dirinya, hanya dalam sedetik kemuliaan yang dibagung bertahun-tahun hancur karena sifat "aku". (Inilah sumber kehancuran manusia)


Tidak pandang bulu semua terjangkit virus itu, sumber penyakit itu berasal dari bendera aku yang ditancapkan oleh iblis didalam hatinya manusia sehingga jagat ini sudah berkolaborasi dengan iblis.


Sekarang iblis tertawa atas kemenangannya, mengusai jagad, menari-nari di panggung sandiwara Tuhan yang ada di hati manusia, Sedangkan manusia terlena dengan panggung sandiwara dunia.


Maka dari itu kita harus kembali kepada Al Quran, tanpa kembali kepada Al Quran pasti tidak akan bisa, tapi sungguh ironi dan sangat disayangkan, dimana Al Quran itu sebagai petunjuk manusia menuju jalan kebenaran akan tetapi dizaman ini Al Quran sendiri hanya tinggal nama dan bacaannya saja. Terbukti banyak orang yang membaca dan menghafal Al Quran, akan tetapi sifat dan sikapnya masih anarkis, merasa benar, merasa suci sehingga dia berani menghina, merendahkan dan menyalahkan orang lain. (Bukan siapa-siapa ini penulis yang mempunyai hati yang jahat seperti itu).


Dan Al Quran sendiri pun memerintahkan kepada kita untuk mencari orang ahli dzikir (bukan ahli membaca dzikir) untuk membongkar rahasia yang sangat rahasia dari Al Quran itu sendiri, sehingga Al Quran itu bisa menuntun manusia untuk mengetahui dan mengenal jati diri manusia itu sendiri, sehingga ia tahu dengan sifat kemanusiaanya,


"Maka bertanyalah kamu kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (An Nahl 43)


Pertanyaannya sekarang, siapa yang tidak terjangkit penyakit "aku" dizaman ini?


Mari kita bersama-sama mencari injeksi untuk menetralkan virus yang sangat ganas itu.



Sebarkan:

1 comments :