Home » , , , » Ibu Pertiwi Menangis

Ibu Pertiwi Menangis

Written By Admin Sunday, November 7, 2010 - 11:58 PM WIB | 0 Komentar

ibu pertiwi menangis.jpgDiakhir-akhir ini banyak peristiwa besar telah terjadi. Ujian-ujian dasyat baru dimulai, mengapa ? Ibarat skenario film akan habis masa kontraknya maka klimaks dari konflik itu akan semakin menjadi, dan skenario dibumi ini menunjukkan semua akan berakhir, dan kita akan diminta pertanggungan jawab dihadapan Alloh SWT, oleh karena itu nikmat yang diberikan oleh Alloh kepada kita sangatlah besar tiada terkira. Kita tidak akan mampu mensyukuri apalagi menghitung-hitung nikmat yang telah diberikan Alloh kepada kita, dimulai dari keluar masukknya nafas, berkedipnya mata, telinga mendengar, geraknya kaki maupun tangan semua itu adalah nikmat yang agung yang telah diberikan Alloh kepada kita, akan tetapi kita lupa bahwa nikmat itu akan dimintai pertanggungan jawab.

Didalam Surat Ibrahim Ayat 34

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni'mat Allah)."


Mampukah kita bersyukur kepada-Nya ? ataukah justru nikmat-nikmat yang telah diberikan dijadikan ingkar kepadan-Nya ?


Dari rujukan didalam surat Ibrahim ayat 34 diatas jelaslah kedudukan manusia sangat kufur, maka manusia yang sempurna itu walaupun dia bergelimang dengan amal ibadah, bergelimang dengan kebaikan, dan sangat mulia disisi Alloh, manusia yang sempurna jiwanya tidak pernah merasa tidak pernah dholim, pasti merasa "Saya Dholim Yaa Alloh" "Saya banyak berbuat curang kepadamu Yaa Alloh" "Saya tidak bisa mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Engkau berikan Yaa Alloh" dan apabila perasaan ini ditanam didalam jiwa setiap manusia, pasti akan menelorkan sifat rendah dihadapan Alloh SWT.

Lalu bagaimana dengan diri kita ? sedangkan Alloh sendiri sudah memberi stempel merah kepada kita bahwa manusia sesungguhnya sangat dholim dan kufur. Tapi kita merasa baik dan benar, inilah yang dinamakan menentang Tuhan.

Maka Tanamkanlah didalam hati kita serta hidupkan perasaan itu dihadapan Alloh walaupun kita bergelimang dengan ibadah yang sudah mencapai titik tertinggi, tapi perasaan hamba tidak boleh lepas dari dalam jiwa ini,

Apakah ada seorang hamba merasa baik ?

apakah ada seorang hamba merasa mulia ?

dan apakah ada seorang hamba merasa menjadi Tuhan ?

Kita lihat contoh yang sangat agung dari beliau Rasululloh Saw, setiap malam tidak pernah terlepas dari linangan air mata membasahi sajadahnya sehingga menjadikan kaki beliau menjadi bengkak dan mata beliau sembab. Dan itulah hakekat seorang hamba yang sejati.

Maka apapun predikat yang melekat sebagai manusia yang mulia, upayakan tidak boleh lepas setiap hari merasa rendah, merasa kecil, merasa nol dan merasa tidak ada apa-apanya dihadapan Alloh. Dan apabila kita tidak bisa merasa seperti itu maka akan turun penyakit merasa baik, merasa mampu, merasa mulia maka pada titik akhir akan muncul virus AKU sehingga menelorkan sifat merendahkan orang lain, mencaci orang lain, merasa lebih mulia dari orang lain sehingga timbul fitnah karena merasa dirinya tidak menduduki maqom hambak,sehingga menjadi sumber masalah dijagad ini dengan merasa tidak menjadi hamba, sehinnga yang satu mencaci yang lain karena dirinya merasa baik.

Alloh mengatakan didalam surat Al Hujurat 11

"…Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka…."

Penyakit inilah yang sudah menjangkit umat manusia, khususnya umat islam yang tidak bisa dipersatukan kalau hatinya umat ini belum dibersihkan.

Maka semakin dekat orang itu kepada Sang Pencipta maka semakin manfaat pula ilmu yang dia terima bukan malah memecah belah persatuan umat.

Dan bayangkanlah ketika kita menghadap kepada Alloh tidak membawa sifat kehambaan, apa yang akan terjadi ? Tuhan telah kita sekutukan dengan ibadah, Tuhan telah kita sekutukan dengan kemuliaan, maka saat itu walaupun kita ahli ibadah tapi sebenarnya kita adalah musuh Tuhan.

Menyekutukan Alloh dengan merasa tidak menjadi hamba, menyekutukan Alloh dengan menjagakan amal, menjagakan kebaikan, menjagakan haji, ilmu dan keramatnya ! padahal semua itu tidak ada karena yang ada hanya Alloh Sang Pencipta.

Inilah kesalahan fatal yang kita perbuat dan dosa besar yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Dan mengapa dunia kacau, bala bencana turun ? ya karena manusia tidak menempati kedudukan sebagai hamba.

Maka mari kita koreksi sedalam-dalamnya , yang dimana-mana terjadi bala' , ujian di akhrir zaman seperti ini semakin dasyat, mengapa bala bencana terus turun di bumi ini khususnya bumi Indonesia tercinta ini ? ada apa? Padahal mayoritas bangsa Indonesia adalah islam ? tapi mengapa bala' bencana tetap terjadi ?

Mulai dari letusan gunung merapi, Tsunami di Mentawai, banjir bandang di wasior, sudah berapa banyak bencana ini menelan korban? apakah kita hanya terpaku diam? Toh semua itu adalah saudara kita. Ya Mungkin saja umat islam khususnya di Indonesia sudah tidak ada sifat hamba didalam hati, sehingga kita semuanya satu dengan yang lain tidak merasa menjadi hamba akan tetapi merasa menjadi Tuhan sehingga merasa sudah baik, merasa bagus, merasa islam akan tetapi tidak menjalankan hukum Alloh, mengaku iman akan tetapi masih maksiat, mengaku umatnya rasul akan tetapi kita tidak mau melakukan sholat, ya mungkin ini kalau sifat hamba ini tidak muncul didalam jiwa kita ini.

Di akhir artikel ini apabila teman-teman kita memberikan sumbangan berupa materi yang sifatnya hanya sementara Marilah dengan segenap hati kita sumbangakan air mata yang mana kita tidak pernah menagisi dosa-dosa mereka, tidak pernah menangisi dosa-dosa bangsa.

Jangankan kita menangisi dosa bangsa dan saudara kita, menangis untuk untuk dirinya sendiri saja tidaklah pernah, menangisi dosa ayah dan ibu kita yang sudah meninggalkan untuk selama-lamanya tidak terpikirkan. Kita yang senantiasa penuh dosa serta bergelimangan dengan maksiat inipun kita tidak pernah menyesali dan menagisinya, seakan-akan dosa yang kita perbuat tidak ada apa-apanya.

Marilah para pembaca yaang budiman, sudah terlalu diri kita ini, tinggal menunggu bala bencana yang lebih besar akan turun apabila tidak kita berubah. Oleh karena itu kita bersama-sama memohon kepada Alloh terutama korban dari bencana ini semoga diampuni oleh Alloh Swt, keluarga kita, umat masyarakat kita doakan, dan jamaah haji yang sekarang ada di mekah dibersihkan hatinya, disucikan rohnya biar bala ini tidak menimpa bangsa ini. Pejuang sejati rela hancur demi kebaikan dimana saja. Mari bersama-sama kita tetesakan air mata kita untuk bumi ini, sekarang ibu pertiwi menangis melihat isinya terporak-porandakan, itu bukan salah tuhan tapi salah kita sendiri.

"Telah tampak kerusakan di darat maupun di laut (al-bahr), akibat olah tangan-tangan manusia" (Ar-Ruum: 41)


Tema      : Ibu Pertiwi Menangis <<<< Download

Pengajian : Minggu, 7 November 2010


Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment