PESAN MBAH KYAI
GURU SAYA
Anakku….
Jalan kau
tempuh ini hanya bisa dilewati oleh para pemberani! Para sahabat Nabi sepeti Abu Bakar, Umar, Ustman dan
Ali adalah orang-orang pemberani yang mempertaruhkan nyawanya demi tegaknya
Agama Islam Mulia Raya ini.
Kalau engkau
penakut, lebih baik engkau berhenti disini saja, jangan lanjutkan “perjalanan” ini karena engkau pasti akan gagal, tapi
jika kau keluar dari ini pasti menjadi budaknya dunia terpatri dan terpenjara oleh nafsu dunia dan kau pasti akan tertipu dengan kebahagiaan
palsu!
Dan akan dituntut besok di akhiratmu...!!! HATI-HATI...!!! Jalan ini telah diisi oleh lautan air
mata kepedihan para Nabi dan Rasul, telah digenangi oleh darah para syuhada’ dan itu akan tetap berlangsung sampai
akhir zaman! Siapkan mentalmu
maka berjalanlah bersamaku niscaya engkau akan menemukan jalan menemukan ridho-Nya.
Anakku…
Jangan engkau
sibukkan dirimu dengan mengurus setan diluar, kalahkan dulu setan dalam perutmu
yang ada dihatimu! maka dengan mudah engkau akan sanggup mengalahkan
setan diluar perutmu!
MAKA KELUARKAN DUNIA DIDALAM HATIMU... JADIKANLAH
HATIMU RUMAH ALLAH "QOLBUN MU’MIN BAITUL HAQ"
Akan tetapi
suatu saat nanti engkau akan berterima kasih pada setan, karena hakekatnya dia
diciptakan untuk membuat para penempuh jalan kebenaran menjadi hati-hati dan
kuat.
Setan itu lawan
tandingmu namun suatu saat dia tidak akan bisa lagi mempengaruhimu, ketika
engkau telah bersama dengan Tuhan setiap detak jantungmu, maka tidak ada lagi
sesuatu selain Dia! ALLAH didalam hatimu.
Anakku…
Suatu saat nanti
Tuhan langsung akan mengujimu!
Ingatlah kisah
ahli ibadah zaman dahulu yang dinaikkan maqomnya kepada maqom sangat mulia
sehingga Tuhan berkata, “Wahai hambaku yang baik dan mulia, mintalah
kepadaku, segala permintaanmu akan Aku penuhi, apakah engkau menginginkan maqom
Abdul Qadir? Atau maqam Abu Yazid?” atau
para Wali Songo?
Jika suatu saat
engkau diuji seperti itu maka serahkanlah segala sesuatu kepada-Nya, jangan
engkau meminta apapun karena setiap permintaanmu justru akan membuat engkau terjatuh.
Para Guru kita mengajarkan bahwa do’a tertinggi adalah “Engkau yang ku maksud, ridho-Mu yang aku tuntut” dan maqom tertinggi
itu tidak lain menjadi hamba yang baik.
Sedangkan sebaik-baik hamba ialah mengenal jati dirinya,
saat dia mengenal jati dirinya saat itulah dia mengenal Tuhannya!
“MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFAH ROBBAHU” – SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA
NISCAYA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA!
Anakku…
Jalan menuju
surga itu penuh duri dan air mata.
Apakah kita
harus mengalami sakit? Ya!
Apakah harus
menjalani derita? Ya!
Apakah harus
tertumpah air mata? Ya!
Dan hanya air
mata orang “dzikirulloh” yang bisa memadamkan neraka.
Kalau engkau
masih merasakan sakit, susah, kecewa dan tersinggung maka sebenarnya engkau
masih lemah, jalani semua cobaan Tuhan dengan sabar dan tawakal.
Disaat semua
penderitaan dan kesusahan yang menimpamu tidak mempengaruhimu sedikitpun, maka
disaat itulah engkau telah mengalami pencerahan dan engkau telah menjadi
manusia kuat dalam arti yang sebenarnya.
Bukankah nabi
kita mengajarkan untuk menahan diri
dan tidak membalas, seperti kisah di thaif,
ketika nabi kita menyeru tentang kebenaran akan tetapi dibalas dengan lemparan
batu sehingga bercucuran darah?
Maka orang kuat bukanlah orang yang
mengalahkan musuh di medan pertempuran akan tetapi orang yang bisa menahan
marah disaat dia bisa marah, menahan sombong disaat dia mampu sombong, menahan membalas disaat dia mampu untuk
membalas.
Anakku…
“Surga di bawah telapak kaki ibumu”, begitulah sabda Nabi. Akan tetapi bisakah seorang Ibu yang
belum masuk surga bisa memasukkan anaknya ke dalam surga? Atau surga di bawah
telapak kaki ibu yang dimaksud oleh nabi itu hanyalah surganya anak-anak?
Pertanyaan ini biar engkau saja yang menjawabnya.
Surga itu akan
bisa engkau capai setelah melewati 70.000 rasa yang ada di dalam hatimu dan akhirnya engkau akan diberi sebuah kunci
surga yaitu “LA ILAHAILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH”. Itulah bentengmu dunia dan akhirat.
Anakku….
Apa beda ucapan
“LA
ILAHAILALLAH” dari orang munafik
dengan kekasih Allah?
Orang munafik
mungkin bisa sangat fasih mengucapkan kalimat itu, lebih fasih dari
dirimu, akan tetapi sayangnya ucapan hanya dimulut saja dan kosong didalam hati sehingga tidak ada
kontak dengan Allah.
Mungkin orang munafik itu aku anakku....
Bukan ukuran
fasihnya, akan tetapi bagaimana engkau bisa beserta dengan yang punya nama.
Nama Allah diturunkan dari sisi-Nya sendiri barulah berlaku di alam ini. Nama
Presiden harus dikeluarkan lewat jalur resmi, turun kepada para menteri
kemudian kepada Gubernur sampai ke aparat desa barulah nama itu bisa keramat
dan ditakuti serta dipatuhi oleh segenap warna negara termasuk aparat negara.
Kalau engkau
ambil nama itu bukan lewat jalur yang HAQ maka nama itu hanya menjadi sebuah
nama saja tidak ada “POWER” nya.
“KUN FAYAKUN” akan terjadi apabila hatinya “NOL”, “FANA”, “LEBUR”, “TENGGELAM DALAM SAMUDERA KEESAANNYA”, “MERASA TIADA” sehingga saat dia
berucap sesungguhnya DIA yang berucap, saat dia mendengar sesungguhnya DIA yang
mendengar, saat dia berkehendak sesungguhya DIA yang berkehendak, saat dia
melihat sesungguhnya DIA yang melihat!
Maka berhati-hatilah, jangan sekali-kali engkau
memusuhinya karena saat itu hatinya tertaut pada KEAGUNGANNYA! Seperti kabel
yang didalamnya ada aliran listrik, JANGAN
SEKALI-KALI MEMEGANGNYA, BERBAHAYA!
Anakku…
Jangankan sampai kepada TUHANNYA, kepada
makhluqnya saja kita tidak akan sampai, karena dalam sejarah tidak ada 1 pun
makhluq yang bisa ke matahari, kecuali cahayanya sendiri!
Begitupula tidak ada yang sampai kepada ALLAH
kecuali NURNYA sendiri, dialah RASULULLAH SAW
Hadist Qudsi:
"KHOLAQTUKA MIN NUURI WA KHOLAQTUL
KHOLQO MIN NUURIKA."
"AKU CIPTAKAN ENGKAU DARI NURKU. DAN
AKU CIPTAKAN SEMUA CIPTAAN DARI NURMU:
Maka perbanyaklah sholawat salah satunya adalah “SHOLAWAT WAHIDIYAH”:
“ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA
WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA
AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI
MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH”
(Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan
Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah
sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas
keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya
napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak
kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.)
Yang berfaedah untuk menjernihkan hati, dengan metode “KERENDAHAN” “FAQODDHOLAMTU ABDAN WAROBBINI” (SUNGGUH AKU MANUSIA YANG DHOLIM SELALU),
merasa rendah serendah-rendahnya karena sesungguhnya manusia tempatnya salah
dan dosa serta jadikan hatimu selalu tertaut dipenuhi cinta kepada Rosulallah
SAW, dan “NOL” tenggelam kedalam samudera KEESAANNYA “AN TUGHRIQONA FII LUJJATI BAHRIL
WAHDAH” karena dengan itu merupakan wasilah untuk menuju kepada TUHANMU!
Seperti filosofi tongkat selalu keatas menunjukkan
selalu berserah kepada ALLAH (LILLAH-BILLAH) dan kebawah menunjukkan bahwa
manusia tempatnya salah dan dosa!
Jangan biarkan sholawat yang ampuh itu hanya
sebatas diakal saja, tidak sampai masuk didalam hati, sehingga tidak merubah akhlaqul karimah, karena ujung dari
sholawat itu sendiri adalah “AKHLAQUL KARIMAH”,
“INNAMA BU'ITSTU LIUTAMMIMA MAKARIMAL
AKHLAQ” "AKU (MUHAMMAD) DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN
AKHLAQ"
Sedangkan AKHLAQUL
KARIMAH yang tertinggi adalah hilangnya “RASA AKU” (AKU PANDAI, AKU MULIA, AKU ALIM, AKU KAYA, AKU ULAMA, AKU
PEJUANG KESADARAN, AKU AHLI MUJAHADAH, DSB),
menyadari sesungguhnya manusia adalah ciptaan bukan
apa-apa dan bukan siapa-siapa, Karena saat merasa “AKU” sesungguhnya dia memproklamirkan
menjadi “TUHAN”!
“INNANI ANA LLAH LA ILAHA ILLA ANA
FA’BUDNII WA’AQIMISSHOLATA LIDZIKRII” Artinya:
“Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib
disembah kecuali aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”.
(Q.S Thoha 14).
Maka sejatinya sholawat itu adalah senjata yang
sangat ampuh untuk untuk menghancurkan “PENYAKIT
AKU” yang bersemanyam didalam hatinya umat untuk mengembalikan sifat
kemanusiaannya, yang saat ini terjadi krisis karakter manusia kehilangan jati dirinya
sehingga menjadikan anarkis, kejam, dan tidak berkeprimanusiaan.
Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya serta
mendapatkan syafaat Beliau Rosululloh SAW...
ASHOLATHU WA
SALAM ALAIKA WAL ALA ALIKA YAA SAYYIDII YAA ROSULALLAH QODHOQOT HILATTI
ADRIKNI....
Renungan dibumi
Sholawat
"PONPES
NGAWITAN KANJENG SUNAN KALIJOGO WALI_KUKUN”
Ditulis oleh : GUS DANANG - NGAWI
0 comments :
Post a Comment