Home » » Perang Melawan Penjajah Rohani

Perang Melawan Penjajah Rohani

Written By Admin Saturday, August 26, 2017 - 9:49 PM WIB | 0 Komentar

Saudaraku...
Beberapa hari yang lalu kita telah memasuki hari kemerdekaan, yang mana Indonesia dijajah oleh belanda selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun dijajah oleh jepang, Banyak pahlawan gugur dimedan juang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi untuk kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dimana kemerdekaan ini merupakan sebuah anugerah dari Alloh yang patut untuk kita syukuri yang dirasakan oleh kita semua.
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur (mengingkari nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (Al-Quran Al-Karim Surah Ibrahim [14]: ayat 7)
Maka dari itu dengan peringatan 17 agustus ini diharapankan benar-benar mendapatkan hikmah dibalik kemerdekaan yang menjadikan kita semakin bersyukur kepada Alloh SWT.
Ingat wahai saudaraku...
Dahulu belanda dan jepang menjajah negara Indonesia mengakibatkan rakyat sengsara sehingga banyak terjadi kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan dimana-mana, setelah merdeka ada penjajah-penjajah yang lebih hebat daripada belanda dan jepang, penjajah tersebut menyerang lewat hati manusia sehingga menimbulkan sifat anarkisme, sifat iri dengki, sifat hasud, sifat merasa baik, sifat dendam, riya' dan lain sebagainya, sehingga manusia lupa dengan kemanusiaannya, tidak tahu dengan bangsanya, tidak tahu dengan sesama agama, maka tunggu hancurnya peradaban bangsa indonesia ini. tak peduli indonesia kaya sumber daya alam, pembangunan dimana-mana tapi apabila penjajah didalamnya belum ditaklukan maka indonesia, dunia ini seperti rumah sakit indah dilihat, mewah dipandang tapi isi nya sakit!
Rasulullah Saw pernah bersabda :
“Datang kepada Rasulullah orang-orang yang baru selesai berperang. Lalu Rasulullah berkata: “Kalian menuju kepada tujuan yang terbaik. Kalian menuju dari jihad yang lebih kecil kepada jihad yang lebih besar.” Mereka bertanya: “Apa itu jihad yang lebih besar?” Nabi menjawab: “Perjuangan seorang hamba melawan hawa nafsunya (aku)”
A’da aduwwika nafsukalladzi bainna jambaika (“Musuhmu yang paling kuat itu ada didalam dirimu sendiri”)
Musuh itu seperti halnya penyakit, sedangkan penyakit ada 2 yaitu penyakit lahir dan penyakit batin dan yang paling parah adalah penyakit batin, ketika orang terkena gagal ginjal atau kanker darah dibading dengan penyakit kulit lebih mudah penyembuhan penyakit kulit daripada penyakit gagal ginjal atau kanker.
Dan ternyata bangsa Indonesia butuh obat dan terapi untuk menangkal penyakit yang ada didalam, karena yang diserang itu bukan kepintarannya, bukan kekayaannya akan tetapi yang diserang adalah karakter bangsa dimana Indonesia terkenal dengan adat ketimuran yang berketuhanan yang maha esa.
Akan tetapi ketika bangsa Indonesia ini di jajah oleh penjajah yang bernama nafsu jangan ditanya bangsa yang pandai, bangsa yang berilmu pengetahuan dan teknologi tetap akan menjadi bangsa yang anarkis, karena ilmu pengetahuan, agama hanya selimut belaka, akan tetapi bangsa tetap menjadi anarkis
Apakah sejauh ini pergeseran karakter bangsa Indonesia?
Kita perhatikan keadaan alam, pernahkan singa membunuh anaknya? atau sebaliknya anak singa membunuh induknya? Pernahkan singa membantai kelompoknya sendiri? Ternyata sebuas-buas singa tidak pernah anak membunuh ibunya, apalagi ibu memakan anaknya bahkan membantai dengan kelompoknya.
Tapi bagaimana dengan manusia yang mempunyai akal dan pikiran???
Fenomena yang terjadi sekarang, ibu membunuh anak sebaliknya anak membantai ibunya, bahkan saudara seagama, sebangsa, saling bunuh membunuh dan saling membantai.
Inilah fenomena ketika jiwa yang dijajah, menjadikan manusia lebih buas daripada singa, makanya kita tidak ada jaminan, kita harus mandiri bisa lepas dari penjajah dirinya sendiri, walaupun kita memeluk agama khususnya agama islam, tidak ada jaminan karena al-quran itu adalah hidayah akan tetapi apabila hati terjajah oleh nafsu al-quran hanya tinggal bacaanya saja, seperti syair yang dilantunkan oleh Almarhum Gus Dur.
“Akeh kang apal qur’an haditse, seneng ngafirke marang liyani, kafire dewe dak digatekke, yen isih kotor ati akale”
Banyak yang hafal qur’an-hadits, akan tetapi suka mengkafirkan kepada lainnya, kafirnya sendiri tidak diperhatikan, kalau masih kotor hati dan akalnya
Sesama agama tidak rukun, bahkan saling mengkafirkan dan menghujat karena manusia sudah terjajah oleh dirinya sendiri  yang lebih hebat daripada Belanda dan Jepang, maka tunggulah saat hancurnya bangsa ini kalau satu sama lain merasa benar dan saling menyalahkan
Maka dari itu mari saudaraku di dalam kemerdekaan ini marilah kita berperang, dan mengusir penjajah berperang dari sifat AKU (ANANIYAH) yang didalam esensi batin kita!
STOP MERASA BENAR DAN SALING MENYALAHKAN…!!! Kalau tidak tunggulah hancurnya bangsa dan dunia ini karena manusia merasa benar dan merasa baik menjadikan manusia mengaku sebagai TUHAN! Karena yang benar dan baik adalah mutlak sifat dari TUHAN!
Sedangkan rukunnya bangsa ketika ia bisa bercermin atas dirinya sendiri bukan melihat cerminnya orang lain, sehingga ia mengenal kelemahannya, tahu dengan cacat dan salahnya sendiri, sehingga ketika tahu dengan kesalahan dan cacatnya mohon maaf (halal bihalal), maka hakekat halal bihalal itu bersihnya hati menyadari bahwa kita penuh salah dan dosa sehingga tidak ada kebencian dan dendam, inilah bibit persatuan dan kesatuan yang menjadikan manusia berkarakter.
Dan ketika manusia tidak bisa berkaca kepada dirinya sendiri, maka manusia akan menjadi manusia “adigang adigung adiguna”, semena-mena terhadap sesama sehingga mengandalkan kekuatannya, jabatannya, serta kepandaiannya, dan inilah bibit-bibit tuhan-tuhan baru dibumi ini, maka tunggulah kekacauan negara. Inilah krisis karakter bangsa Indonesia jauh dari adat ketimuran.
Maka dari itu mari saudaraku didalam kemerdekaan ini marilah kita berperang, dan mengusir penjajah (hawa nafsu), berperang dari sifat AKU (ANANIYAH) yang didalam esensi batin kita!
Marilah kita tanamkan sifat tauhid dan kerendahan untuk melawan imprialisme hawa nafsu kita.  karena berperang melawan 1 imprialisme hawa nafsu itu lebih berat dari pada berperang melawan 1000 Iblis.
Salam Perjuangan Fafirru Ilallooh....
Ditulis oleh :
Muhammad Haris Hidayatulloh  - Tim Alam Hikmah

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment