Home » » Jangan Bangga Engkau Menjadi Seorang Pengamal Wahidiyah!

Jangan Bangga Engkau Menjadi Seorang Pengamal Wahidiyah!

Written By Admin Tuesday, October 22, 2013 - 7:11 AM WIB | 0 Komentar

Ingatlah wahai saudara-saudaraku…!!!

Wahidiyah bukan hanya sekedar dibaca dan diamalkan akan tetapi titik akhir perjuangan Wahidiyah adalah AKHAQUL KARIMAH…!!!

Maka dari itu..

Jangan bangga ketika kita menjadi seorang pengamal selagi hati kita jahat!

Jangan bangga ketika mujahadah kita meningkatakan tetapi diri kita sebagai ahli fitnah dan ahli menghujat!

Jangan bangga ketika kita bisa menyiarkan amalan Sholawat Wahidiyah kepada ummat akan tetapi kita sebagai pengrusak tidak mencerminkan akhlaq pembimbingnya (Al Mukarrom Al HabibSayyid Abdul MadjidMa’roef Ra) yang lemah lembut, santun, pemaaf dan kasih sayang!

Wahai diriku… wahai saudaraku…. resapi dan renungkanlah fenomena ini…!!!

Perjalanan kita masih jauh, berliku dan terjal, tidak ada jaminan diujung hayat kita mati khusnul khotimah!
Jangankan sampai kepada Tuhan, mengenal Dzatnya pun kita tidak mampu, karena sifat ANANIYAH masih melekat kuat dalam jiwa kita, sehingga menjadi hijab yang tebaluntuk mengenal jati diri hamba yang lemah dan tiada arti, akhirnya bermunculan patung-patung sesembahan baru dimuka bumi mengatasnamakan KEAKUAN!

Inilah yang menjadi “AKAR PERMASALAHAN” manusia sehingga hilang “AKHLAQUL KARIMAH” yang santun, lemah lembut dan kasih sayang.

Sehingga antara satu dengan yang lain saling curiga, suudzon,mencari kelemahan dan kesalahan orang lain akhirnya timbullah bibit-bibit fitnah.

Maka dari itu mari kita sama-sama mengoreksi diri untuk perbaikan bukan mengoreksi orang lain mencari kelemahan dan kesalahan, karena Allah sudah memperingatkan kita didalam Al Quran Surat Al Hujurat - 12:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

Sungguh aneh dan ajaib WAHIDIYAH sebagai SHOLAWAT spesalis pembersih hati dan jiwa dari virus ANANIYAH, akan tetapi jiwa ini masih jauh dari sifat kasih sayang dan lemah lembut.

Mungkin mujahadah kita hanya sebatas ucapan dibibir sehingga hanya bungkusnya saja yang bermujahadah akan tetapi hati (jiwa) tidak pernah kita libatkan untuk bermujahadah, sehingga DOA DIDALAM SHOLAWAT WAHIDIYAH “FAQODH DHOLAMTU ABADAW-WAROBBINII - SUNGGUH AKU MANUSIA YANG DHOLIM SELALU” HANYA KITA JADIKAN SLOGAN BELAKA!

Padahal ajaran itu harus diterapkan, dilestarikan dan dipelihara sampai ajal menjemput, seperti dawuh Beliau Muallif :

“AL WAJAL ILALAJAL” (latih perasaan rendah itu sampai ajal menjemput)

Ingat… 200 tahun Nabi Adam taubat dengan perasaan rendah dan hina baru terampuni hanya untuk menebus satu kesalahan, akan tetapi bagaimana dengan kita? Berapa kali kita melakukan kesalahan? Berapa kali kita melakukan dosa? Berapa kali kita melakukan maksiat? Tentunya tak terhitung kita melakukan kesalahan, dosa dan maksiat!

Maka dari itu wahai diriku… wahai saudara –saudaraku….!!!

Tundukkan sayapmu….Merendahlah… teteskanlah airmata penyesalan sebagai penebus dosa!
Lepaskan semua perasaaan AKU yang tertanam didalam jiwa kita! (aku mampu, aku berkuasa, aku kaya, dsb)

NOL kan dan sadarilah kalau kita adalah ciptaan yang asalnya tidak ada dan dijadikan menjadi ada!
Siapakah dalang dibalik itu semua???

Hanya hati yang benar-benar murni dan bersih yang akan menangkap frekuensi suci sinyal kehambaan itu!
Dan ketika si hamba menangkap frekuensi suci sinyal kehambaan itu, niscaya akan terpancar AKHLAQUL KARIMAH yang santun, lemah lembut, pemaaf, serta kasih sayang.

Wahai diriku wahai saudaraku…!!!

Kembalilah kepada Tuhanmu…!!!

FAFIRRUUU… ILALLOOH…..!!!

“KOREKSILAH DIRIMU SEBELUM ENGKAU MENGOREKSI ORANG LAIN”

--------------------------------------------------------
Catatan kelam perjalanan “Si Fakir” yang hina


Dalam bumi kerendahan, 22 Oktober 2013

Hidup Sekali Harus Berarti!


Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment