Home » » Reportase Wawancara Ekslusif :”Konfirmasi Fenomena NOL Dalam Menemukan Jati Diri Sebagai Hamba”

Reportase Wawancara Ekslusif :”Konfirmasi Fenomena NOL Dalam Menemukan Jati Diri Sebagai Hamba”

Written By Admin Friday, May 17, 2013 - 4:32 PM WIB | 8 Komentar

Assalamuallaikum Wr. Wb.

1. Kepada Bapak yang kami hormati: Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-sebarnya bila kedatangan kami telah menggangu aktifitas Bapak, kami beserta kru “Alam Hikmah” ingin mengkonfirmasikan kepada Bapak dimana akhir-akhir ini banyak timbul masalah, bahkan menuai fitnah dan hujatan tentang adanya Metode “NOL” yang Bapak sampaikan baik secara langsung maupun melalui media internet, bagaimana pendapat Bapak tentang permasalahan ini? Apakah “NOL” itu ajaran?

Jawab:

Alhamdulillah saya ucapkan atas kedatangan rekan-rekan, terutama dari tim “Alam Hikmah”, saya kan sudah lama tidak aktif, tapi kok Dik Yudhi dan teman-teman datang untuk mewawancarai dan mengkonfirmasikan masalah metode NOL.

Yaa maaf… memang banyak pro dan kontra, sejak dulu Dik Yudhi kan tahu bahwa NOL itu ungkapan jiwa, bukan ajaran toh..??? yang membuat kontra itu bila NOL disebut ajaran, otomatis ada ajaran baru selain yang kita maklumi.

Apakah pernah saya mengatakan bahwa NOL itu ajaran? Kan tidak pernah!

Karena memang kebodohan kami, kesalahan kami, tapi mestinya ini, yaa NOL itu tidak ada! Yang ada itu ajaran Islam, dimana ajaran Islam itu kalau dirangkum yang lebih mudah itu ya “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL”, jadi NOL itu tidak ada, kalau tidak ada apalagi disebut sebagai ajaran, malah kurang tepat bahkan keliru, mohon untuk diklarifikasikan!

Maka Alhamdulillah teman-teman “Alam Hikmah” sendiri yang mengklarifikasikan kepada kami, sebab bila disampaikan kepada masyarakat khususnya teman-teman di “Alam Hikmah” bahwa sekarang ada ajaran baru “Ajaran NOL” ini malah salah dan menjadikan ujian besar bagi kita, karena NOL itu sebetulnya tidak ada, sejak dulu saya mengatakan NOL itu adalah ungkapan jiwa, bukan ajaran!

Yaa sudahlah… NOL itu tidak ada!, karena ungkapan jiwa dan rasa, yang ada itu ajaran “LILLAH BILLAH”. Dan “LILLAH BILLAH” merupakan bentuk pengabdian diri pada ALLAH.

Itu sudah jelas dalam Surah Adz Dzaariyaat [51] - 56 : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” bahkan dalam Surah Al Bayyinah [98] - 5: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah ALLAH dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”.

Jadi LILLAH itu ajaran, dan ajaran ini tidak hanya dibaca tapi harus diupayakan untuk diterapkan, bagaimana cara mengetrapkan LILLAH, dan LILLAH itu adalah pandangan dan pengetrapan hati untuk mengabdi semata-mata kepada ALLAH, sampai dalam sholatpun kita janji “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya untuk ALLAH”, LILLAH masukkan kedalam hati atau jiwa dan pandangan fokus kepada ALLAH semata-mata.

Yang kedua ajaran “BILLAH” yang pernah didawuhkan oleh Rasulullah Saw Laa Haulaa Walaa Quwwata Illa Billah kita harus sadar bahwa tiada daya kekuatan melainkan hanya ALLAH, itu upayakan masuk dihati, gitu aja sudah!

Bagaimana supaya hati bisa sadar bahwa saya tidak ada kemampuan, tidak ada kekuatan, tidak ada daya, tidak apa-apa melainkan hanya ALLAH, Tidak usah membahas NOL sudah!  karena NOL itu tidak akan pernah ada, jadi yang ada itu ajaran, “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL”. Titik….!!! dan NOL sendiri tidak akan pernah ada.

2. Kalau NOL tidak ada, mengapa Bapak mengatakan NOL kesana kemari?

Jawab:

Ingat..!!! NOL yang saya maksud kan rasa, ungkapan jiwa, akibat karunia agung “LILLAH BILLAH” yang ditanam oleh ALLAH kedalam hati hambanya.

Coba rasakan “LILLAH BILLAH” yang merupakan ajaran Islam ini, rasakan dihati, semua kan ALLAH! Masih adakah pengakuan dihati kita? Masih merasa mampukah dihati kita? Semuanya kan ALLAH!, Dan milik ALLAH. Kalau begitu hati kita merasa apa? Kan seharusnya tidak merasa apa-apa kan !? inilah yang kami sebut “NOL” itu, ini rasa dan istilah saja.

Jadi, seorang hamba harus tidak merasa “AKU”, “MAMPU”, dan lain-lain (NOL). inilah pengetrapan “LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH – tiada daya dan kekuatan (artinya NOL) kecuali dari ALLAH”.

Jadi apapun hamba tidak akan pernah mampu, bahkan satu keluar masuknya nafas pun, dan lain-lain itu karena ALLAH, apakah ini bukan NOL menurut istilah kami? Terserah kita menyebut apa… yang penting mari kita upayakan untuk pengetrapannya, semoga ALLAH meridhoinya.

Ingat…!!! memang semua ajaran, yaa termasuk “LILLAH BILLAH” dan “LIRROSUL BIRROSUL” itu akan membawa dampak dan rasa bila diterapkan didalam hati atau jiwa.

Mari kita koreksi sudah kita terapkan dihati kita apa belum? Ataukah masih ada di akal pikiran kita?
Yaa… menurut saya yang fakir ini, ya perasaan NOL itulah dampaknya, sehingga kita tidak merasa mampu, merasa aku, dan mengandalkan selain DIA (ALLAH), karena pandangan dan yang diandalkan hanya DIA (ALLAH).

NOL itu tidak ada, yang ada itu ajaran Islam, tapi mari kita rasakan dan kita terapkan “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL”!

“Saya bertanya kepada adik-adik, apakah ajaran itu diterapkan di otak apa di hati?” Kalau sebatas di otak hanya mengerti saja, namanya ajaran agama, ajaran akhlaq, ajaran jiwa, maka harus diupayakan diterapkan di hati (tentunya dengan bimbingan “Pembimbing Rohani”).

Adik-adikku yang di “Alam Hikmah”

Coba “LILLAH BILLAH” rasakan di hati, mujahadah yang sungguh dan melibatkan hati, jiwa kita dengan merasa rendah, merasa tidak mampu, merasa butuh, bila perlu merasa banyak dosa dan menangis, lakukan bimbingan-bimbingan guru kita itu, sehingga timbul kesadaran bahwa yang mampu itu ALLAH, yang kuasa itu ALLAH, yang hidup itu ALLAH, yang menghidupkan juga ALLAH. Apa artinya? Adakah kemampuan dan kekuatan walaupun setitik yang ada pada diri kita? Tentu tidak..!!! mengapa kita masih mengaku dan merasa mampu? Buang jauh-jauh karena itu milik TUHAN dan NOL kan karena kita hamba.

Ketika hati ini sudah dikuasai pengetrapan “LILLAH BILLAH”, dan ALLAH memberikan fadhol “LILLAH BILLAH” itu bersemayam didalam hati sehingga hati kita merasa bahwa semua itu datang dari ALLAH, kalau sudah begitu merasa apa? Katakan semua itu datang dari ALLAH, rasakan dan tidak usah dijawab, Paham yaa…!!! Itulah, kita sebut apa rasa yang timbul dihati? Apa jadinya kalau kita meninggalkan dunia fana’ ini kita belum merasakan,

INGAT ITU HATI, RASA DAN UNGKAPAN JIWA, SEDANGKAN LAHIRNYA HARUS KUMPUL DENGAN MAKHLUK, YAA IBADAH, KERJA, DAN LAIN-LAIN ITULAH MANUSIA YANG SEMPURNA:

“AL ARIF FIIBATINIHI MASYHUDA FII DHOHIRIHI MAUJUDA” atau istilah lain “AL ARIF KAAINUN BAAINUN” (BATINNYA BERASAMA ALLAH / KUMPUL artinya BILLAH DAN LAHIRNYA BERSAMA MAKHLUK).

Yaaa… semoga ALLAH memberikan pemahaman kepada kita.

Saya ulangi: ketika kita merasa “LILLAH BILLAH” didalam hati, bahwa semua datang dari ALLAH, berarti kita merasakan apa…??? Coba renungkan, sekali lagi renungkan, kita ini siapa..??? kita ini hamba, ciptaan asalnya tidak ada. (WALLAHU KHOLAQOKUM WAMAA TA’MALUUN – ASH SHAFAAT 69)
Saya bertanya “Pedas itu sebenarnya tidak ada, tapi kalau ingin merasakan pedas pertama kali apa yang kalian cari?” “makan cabe!” (hadirin menjawab), jangan bilang pedas itu ada tapi ketika makan cabe maka apa yang kalian rasakan? “pedas” (hadirin menjawab), “Betul! Itu otomatis”

Jangan bilang NOL itu ada! Tapi ketika hati diberi hidayah oleh ALLAH untuk merasakan “LILLAH BILLAH” didalam hati sehingga menyadari semua milik ALLAH, kalau semua merasa dari ALLAH hati kita merasa apa? Sudah tidak usah dijawab! Sebetulnya sudah jelas! itu otomatis!

Maka yang perlu kita netralisir dan kita konfirmasikan, jangan bilang NOL itu ajaran, nanti rancu! ajaran itu “LILLAH BILLAH”, Cuma kita harus berusaha memohon sungguh-sungguh supaya “LILLAH BILLAH” itu muncul di hati, ketika hati merasakan “LILLAH BILLAH” sungguh secara otomatis kita akan merasakan…. Kalau saya menyebut NOL! Yaa terserah kita sebut apa!, yang penting mari kita berupaya merasakan, itupun karena fadholNYA.

Maka saya ingat dawuh Syeikh Dzun Nun al Mishri mengatakan: “MAN LAM YADZUQ LAM YA’RIF - SIAPA YANG BELUM MERASAKAN DIA TIDAK AKAN MENGETAHUI” logikanya begini, berbeda sekali orang yang belum makan cabe dan orang yang sudah merasakan bagaimana rasa pedasnya cabe, maka orang yang merasakan pedasnya cabe, orang itu akan mengetahui bagaimana rasa pedasnya makan cabe, sebab yang dapat mengetahui adalah orang yang pernah merasakan.

Begitupula saya sendiri… !!! “LILLAH BILLAH” hanya mengerti, tapi tidak tahu dan tidak pernah kita rasakan, sehingga kami hanya meraba-raba. Beda dengan ulama-ulama yang merasakan rasa “LILLAH BILLAH”, Beliau-beliau menyebut itu dengan FANA’, LEBUR, TAKHOLLI. Atau mungkin dengan kebodohan kami, kami sebut NOL, terserah mau dikatakan apa, yang terpenting adalah rasa dan pengetrapannya, maka mutlak ajaran harus diterapkan didalam hati (jiwa).

Jadi bagi “Sang Penanya”, situasi pro dan kontra, tidak usah kita permasalahkan, semuanya banyak hikmahnya, dan mari kita sama-sama memohon kepada ALLAH supaya ALLAH memperkenankan ajaran itu dimasukkan didalam hati kita, sehingga kita bisa merasakan.

Ketika timbul merasa pandai ia merasakan bahwa ia dipandaikan ALLAH, ketika hidup dia merasa dihidupkan oleh ALLAH, ketika merasa bergerak kita sadar bahwa ALLAH yang menggerakkan.

Katanya “Qul kullum min 'indillaahi - Katakanlah, Semuanya dari sisi ALLAH”  (QS. An Nisaa’ [4]: 78)” “Laa Haulaa Walaa Quwaata Illa Billah - tiada daya dan kekuatan melainkan datang dari ALLAH” otomatis merasa bahwa semua itu milik ALLAH. Artinya kita harus tidak merasa apa-apa, karena semua milik ALLAH. Rasa itulah yang kami sebut “NOL”, alasannya…! karena kita hamba, kita ini ciptaan dan semuanya yang ada adalah kehendakNYA, bahkan kehendak kitapun ini milikNYA (WA MAA TASYAA UUNA ILLA AYYASYAA ALLOHU ROBBUL A’LAMIIN - Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki ALLAH, Tuhan semesta alam - At Takwiir [81] : 29).

Tapi terserah, adik-adik menggunakan ungkapan apa, walaupun tidak memakai “NOL” ya tidak apa-apa, itu hanya istilah, yang penting dirasakan.

Oke yaa..!!! jadi mestinya tidak usah dijadikan perdebatan, ayo yang penting kita sama-sama berusaha mengetrapkan ajaran “LILLAH BILLAH” ini, karena kita tidak akan bisa bercerita dan tidak akan mengetahui kalau belum merasakan, maka sekali lagi, benar dawuh Syeikh Dzun Nun al Mishri ” Siapa yang belum merasakan dan dia tidak akan pernah mengetahui” termasuk saya, kita, dan teman-teman yang bingung masalah NOL, yaa… wajar mungkin saya belum pernah merasakan perasaan NOL itu sendiri, yaaa… maaf ini saya sendiri!, kalau memang begitu, kita harus banyak prihatin dan mujahadah karena Firman ALLAH: “KABURO MAQTAN INDALLOHI ANTA QUULUU MAALAA TAF A’LUUN - Amat besar kebencian di sisi ALLAH bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (ASH-SHAFF [61] :3)”.

Yang artinya kita, terutama saya sendiri yang kesana kemari membicarakan “LILLAH BILLAH” tapi tidak bisa mengetrapkan.

3.     Bapak, Apa benar Muallif Sholawat Wahidiyah tidak pernah mengajarkan NOL?

Jawab:

Kan sudah jelas jawaban diatas tadi, yang diajarkan itu adalah ajaran yang ada didalam sholawat wahidiyah, termasuk ada “ISTIGROOQ” dan itu ajaran yang betul-betul murni dan suci apabila itu benar-benar dirasakan apa yang kita rasakan? Otomatis….. terserah kita sebut apa rasa itu?

Jadi begitu besar jasa Beliau (BILGHOUST) sehingga dengan bimbinganNYA kita bisa merasakan apa yang kami sebut diatas, terserah kita sebut apa… (NOL) menurut istilah kami, sekali lagi itu jasa Beliau.

Wahidiyah itu ibarat makanan yang sangat lezat, apabila kita memakan dan merasakan pasti nanti ada rasa, maka Beliau tidak pernah mengatakan “NOL” tapi Beliau mengajarkan “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL” tapi ketika ajaran itu dirasakan oleh umat manusia, seketika itu perasaan aku pandai menjadi hilang, “NOL” dari perasaan aku pandai, aku mampu menjadi hilang, “NOL” dari perasaan mampu, dan “NOL” dari perasaan lain. Apakah semuanya itu bukan bimbingan Beliau? Mari kita renungkan! Tentu semuanya bimbingan Beliau, dalam doa “ANTUGHRIQONAA FIILUJJATI BAHRIL WAHDAH… dst” artinya kita dituntun untuk mengetrapkan dan merasakan dalam hati, tidak memiliki rasa apa-apa (NOL), ketika melihat, mendengar, menemukan, merasakan, diam dan bergerak harus selalu didalam samudera tauhidNYA. Apa artinya kalau demikian adik-adikku? Sudah jelas kan, kalau itu kami sebut “NOL” berarti dari siapa bimbingan tersebut? Semoga ALLAH memberi pemahaman kepada kita, khususnya yang ada di “Alam Hikmah”.

Dan dampaknya, memang harus berubahnya “akhlaqul karimah”, maka seyogyanya perjuangan itu seperti perjuangannya Rasul, Beliau diturunkan sebagai penyempurna akhlaq, ketika hati tidak berakhlaq, maka sifat “AKU” yang menguasai jiwa, sehingga tidak sadar menyaingi sifat-sifat ALLAH, maka ketika ajaran “LILLAH BILLAH” itu masuk kedalam hati seketika itu berubah tidak “merasa”, dan itulah yang kami sebut NOL, dan NOL itu tidak akan pernah ada kecuali yang pernah merasakan “LILLAH BILLAH”.

Jadi apa benar Beliau tidak pernah mengajarkan NOL? Ajaran Muallif adalah “LILLAH BILLAH”, tapi Muallif adalah profesor untuk membuat hatinya manusia itu merasa “NOL”. Dan Beliaulah yang menuntun hati untuk mencapai rasa “NOL” sehingga hati tidak merasa mampu, merasa aku, apakah sudah kita rasakan jasa-jasa Beliau berupa pengetrapan dan rasa dihati kita ini?

Hal ini sesuai dengan doa yang Beliau bimbingkan dalam Sholawat  yang Beliau Ta’lif:
“HATTA LANARO WALANASMA'A WALANAJIDA WALANUHISSA WALANATAHARROKA WALANASKUNA ILLABIHA”

Memang secara formal tidak pernah mengajarkan NOL, tapi Muallif menanamkan “LILLAH BILLAH” supaya manusia itu betul-betul NOL tidak mengaku dan merasa mampu, karena Beliau diberi kemampuan oleh ALLAH sebagi murobbi untuk mengobati dan membimbing agar hati kita bersih dari penyakit “AKU” sehingga timbul perasaan “NOL” tidak ada perasaan mampu, dan merasa aku, karena wushul kepada ALLAH. maksudnya menjadi “NOL”, paham kan…? yaa terserah kita pakai ungkapan apa?

“NOL” artinya ALLAH memberikan hilangnya perasaan “AKU” dalam hati seorang hamba, sehingga hamba “NOL” dari pengakuan. Bila perlu jika seorang hamba punya perasaan bisa “NOL” itu malah salah, semua harus murni, bagaimana dengan diri kita..??? mari kita koreksi!

Dan “LILLAH BILLAH” itulah membuat hati kita menjadi bersih sehingga kita betul-betul merasakan dampaknya, Itu hanya rasa. Terserah kita menyebut perasaan apa di hati kita..??? contoh: seperti rasa pedas tadi, ketika teman-teman disodorkan cabe, otomatis beda orang yang makan cabe dengan yang tidak makan cabe. Jelas kan…!!!

4.   Bapak, ada sebagian orang memberikan statemen, ketika mencapai sebuah titik tidak merasa apa, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, itu semua lupa, semuanya tidak ada, bahkan kita sendiripun juga tidak ada, bagaimana menurut Bapak dengan adanya statemen ini?

Jawab:

Yang ada kan hanya ALLAH saja kan! Iya, memang ada yang demikian, lupa segala-galanya termasuk dirinya sendiri (FANA’ FIDZAT menurut ahli tasawuf), seperti AL HALLAJ, SYEIKH SITI JENAR, dan lain lain. Tapi “NOL” disini tidak demikian, kan tadi sudah dijelaskan sebelumnya, apalagi ada Murobbi yang “Kamil Mukamil”. Tentu tidak demikian.

Kenyataanya kan kita masih mengetrapkan syariat, bekerja, beristri, makan, tidur, dan lain-lain. Jadi ketika pada titik perasaan kami bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa itu rasa dan ungkapan bertauhid (LILLAH BILLAH) dihati.

Iya… memang pendapat itu bermacam-macam, kita ambil hikmahnya saja. Ajaran harus diterapkan dan ketika kita merasakan, disitulah timbul rasa BERTAUHID, menurut kami itu “NOL” karena hanya DIA, bahkan menurut dawuh Beliau di kitab Al Hikam “HATI HANYA UNTUK ALLAH, HATI HANYA UNTUK ALLAH THOK….!!!” Kalau begitu perasaan hati yang demikian itu kita sebut apa? terserah..!!! Ingat…!!! Itu hati… jiwa, sedangkan lahirnya harus aktifitas “LIRROSUL BIRROSUL” “YUKTI KULLA DZIHAQQIN HAQQOH”.

Inilah bimbingan Beliau,  bahkan didawuhkan dalam kitab AL-HIKAM: dikatakan sempurna atau AL KAMIL “JAM’U FIIBAATINIHI MASYHUDA WAL FARQU FIIDHOHIRIHI MAUJUDA”.

“AL JAM’U” kumpul dengan ALLAH batinnya syuhud dihadapan ALLAH sehingga ketika dia mampu dia tidak merasa mampu karena yang dipandang hanya ALLAH, itulah NOL yang sempurna, “WAL FARQU” sedangkan lahirnya seperti manusia pada umumnya, kita bekerja akhirnya dapat kekayaan tapi batinnya kumpul pada ALLAH sehingga ketika ia kaya tidak sombong sadar bahwa semua itu adalah titipan, ketika dia bermain dengan ilmu akhirnya alim, hafal kitab dan banyak disanjung orang tapi hati tetap bersama ALLAH, dia menyadari aku lahir tidak membawa apa-apa dan semua ini adalah titipan ALLAH. Yang kami maksud itu..!!!

INILAH YANG DISEBUT PENGETRAPAN AJARAN YANG HARUS DIRASAKAN DIDALAM JIWA, SUDAHKAH KITA DEMIKIAN…??? MARI KITA UPAYAKAN SEBELUM MAUT MENJEPUT KITA!

Dan sejauh ini kita bagaimana? Mungkin hanya begini-begini saja, mari kita sama-sama melatih  dan bermujahadah, sungguh-sungguh memohon kepada ALLAH supaya diberikan hidayah agar ajaran itu masuk kedalam hati dan jiwa kita.

Toh… kalau ada saudara kita berpendapat seperti pertanyaan diatas yang katanya kalau sudah NOL tidak ingat apa-apa dan lain-lain…, yaa kita ambil hikmahnya saja, yang jelas tidak seperti yang dikatakan tersebut, kan sudah jelas toh…???

Yaa.. Insya ALLAH dalam perjuangan ini, karena ada guru yang menuntun apalagi melalui sholawat, insya ALLAH akan sempurna, bahkan didawuhkan di Al Hikam : “MANSYAHIDAL KHOLQO AINAL ADAM FAQOD WASHOLA” (ORANG SYUHUD MENYAKSIKAN MAKHLUK MERASA TIDAK ADA / NOL SUNGGUH DIA SUDAH WUSHUL KEPADA ALLAH) – AL HIKAM.

Ketika mata memandang melihat akan tetapi didalam keyakinannya semua itu adalah kehendak ALLAH dan semua itu tidak ada, ketika melihat dirinya kaya dia menyadari bahwa semua itu tidak ada (NOL) ciptaan.
Jadi orang yang wushul itu memandang manusia itu NOL artinya bukan berarti tidak ada semua, Rasulullah SAW pun sempurna ya makan, bermasyarakat, mempunyai istri, dll.

Maka dari itu cobalah kita terapkan ajaran itu dan mohon kepada ALLAH supaya kita diperkenankan oleh ALLAH untuk bisa mengetrapkan, nanti kan kita bisa merasakan semuanya itu.

Sebagian pendapat mengatakan NOL itu tidak ingat apa-apa…., sudahlah tidak usah berfikir dan berpendapat sejauh itu… mari kita sama-sama bermujahadah, memohon kepada ALLAH, berdepe-depe merasa rendah supaya “LILLAH BILLAH” itu bukan hanya pengertian akan tetapi betul-betul masuk kedalam hati, nanti yang kita rasakan itulah apa yang kita bahas pada saat ini…. Kita kan mengkonfirmasikan “NOL” kan pada malam hari ini. Tapi terserah saudara-saudara memakai istilah apa… APA KOSONG, APA FANA’, APA TAKHOLLI, APA LEBUR, APA NOL (“NOL” MENURUT ISTILAH KAMI).

Ingat..!!! semua itu rasa, ungkapa jiwa dan itu bukan ajaran!

Seperti kita, kalau belum merasakan akhirnya hanya meraba-raba kesana kemari, maka coba rasakan dulu saja, dengan meningkatkan mujahadah.

Tapi ya tidak salah kalau ada orang yang berkata begitu memang sama-sama meraba-raba dan sama-sama belum merasakan, tapi kami mohon kepada adik-adik; mujahadahlah, mujahadalah mohon kepada ALLAH supaya kita semuanya diperkenankan untuk merasakan kesadaran “LILLAH BILLAH” dihati.

Ketika kita diperkenankan mengetrapkan “LILLAH BILLAH” dihati sehingga ketika melihat sesuatu bahwa semua “Adam” tidak ada, itulah wushul (AL - HIKAM). Ingat itu hati… hati yang melek… hati yang bersih.
Sudahlah, tolong saudara-saudara saya di “Alam Hikmah”, Ingat..!!! ikut Muallif itu tidak jauh dari ujian, Diam…!!! Diam…!!! Diam akan selamat, semua itu banyak hikmahnya dan tidak ada yang salah, yaa… mungkin yang salah adalah kita sendiri sehingga ada orang yang menyalahkan yaa… mungkin itu kesalahan kita sendiri sebab orang yang tahu cacat dan salah kita adalah orang lain. Terima kasih semuanya atas kritik, saran, semuanya sangat berharga bagi kami.

Kita ambil hikmahnya sehingga kita tetap tenggelam dan merendah terutama, kita sendiri, yaa saya…!!! jangan merasa benar, malah merasa benar itu yang bahaya, mungkin ini yang terbaik sehingga menjadi pembelajaran kita, apakah salah? Tidak ada yang salah, kita harus seperti Muallif ketika Beliau diuji Beliau tidak menyebut “lawan” akan tetapi “teman” dalam perjuangan.

Dan kita mengikuti Beliau dan itu bukan akal-akalan dan harus dirasakan sungguh-sungguh sehingga tidak ada kebencian, tidak ada dendam, bahkan harus terima kasih.

Kita harus mengaku salah, laaa… kalau memang “LILLAH BILLAH” itu dikaruniai oleh ALLAH masuk kedalam hati, sehingga kita diberi merasakan itu, artinya hati merasa semua dari ALLAH sehingga tidak ada pengakuan sedikitpun dihati kita (NOL), itulah buah dari ajaran suci tersebut, sudahkah kita merasakan karunia tersebut….??? Ingat kita pun akan kembali kepadaNYA, apa jadinya kalau kita pulang kepadaNYA tanpa merasakan perasaan tersebut? Apakah kalau begitu NOL itu ajaran..??? tentu bukan toh!  

Banyak yaa…, teman-teman kita yang sudah jatuh dengan dalih “Ingat yaa…!!! Muallif tidak pernah mengajarkan NOL!” akhirnya bingung, itu sudah jelas, memang ajaran Muallif Ra yang ada dilembaran sholawat tersebut!

Sudahlah NOL itu tidak ada, karena hanya ungkapan dan perasaan jiwa ketika “LILLAH BILLAH” oleh ALLAH dikaruniakan (diberikan) kedalam hati hambaNYA.

Oleh karena itu, mari kita mengikuti bimbingan Beliau, merintihlah, menangislah, merasa banyak dosa, nanti kan timbul rasa dan ungkapan jiwa dalam hati kita, yaa terserah rasa itu mau disebut apa….!!!, gitu yaa…!!! Yang penting mari kita terapkan semua bimbingan Beliau.

Saya ucapkan terima kasih, tetap berjuang dan tolong kepada kru dan teman-teman di “Alam Hikmah” salam dari saya untuk Beliau “Bapak Cahyo” selaku Ketua sekaligus pemilik “Alam Hikmah” ini.

Yaa.. terutama teman-teman dan saudara-saudara “Alam Hikmah” yang ada di “Dalam Negeri” maupun yang ada di “Luar Negeri” jangan goncang tentang masalah ini, terus mujahadah… mujahadah… merasa hina.. merasa rendah… terus.. terus.. nanti kita akan merasakan apa yang kami sebut diatas.

Kalau saya diundang untuk wawancara yaa… datang!, atau adik-adik datang kerumah saya seperti malam ini, tapi saya kurang aktif seperti dulu, karena saya banyak kesibukan, ya mungkin kalau teman-teman menulis dari pemikiran kami itu tulisan teman-teman sendiri dan teman-teman tambahi serta diedit sehingga menjadi yang terbaik.

Yaa.. kami pikir lebih baik saya akan tetap dibelakang adik-adik, meskipun ada diluar (tidak dalam kepengurusan), salam kepada teman-teman, dan tolong diam.. diam.. diam.. terapkan ““LILLAH BILLAH”” dan rasakan.. rasakan.. rasakan.. hanya itu saja!

Sudah jelas yaa… tolong sampaikan ke teman-teman di “Alam Hikmah” bahwa NOL itu tidak ada, kalau ingin tahu “NOL” terapkan “LILLAH BILLAH” dan rasakan, teman-teman memakai bahasa apa terserah…!!!

Yang jelas orang-orang yang betul-betul “wushul” ucapannya senantiasa membimbing kesadaran, terutama tidak ada perasaan benar, tidak ada perasaan “aku” apalagi benci, merasa mempunyai lawan dan lain-lain, itu biasanya jauh dari perasaan itu, bagaimana dengan diri kita, khususnya saya pribadi masih jauh….. jauh…. Sekali. Yaaa.. kami mohon doa restunya.

Oleh karena itu tidaklah berlebihan kalau sumbernya fitnah dan sumbernya masalah adalah “saya” pribadi, tapi saya hanya ingin ajaran suci ini bisa tersebar seantero dunia dengan pola dan pemikiran pribadi yang sangat rendah dan banyak kekurangan, karena di ilhami karena perjuangan suci ini adalah JAMIAL A’LAMIN.

Semoga apa yang dibahas tadi bisa menjadi suatu pencerahan, yang belum paham menjadi paham, yang belum tahu menjadi tahu, yang belum mengerti menjadi mengerti, yang semuanya itu karena “Fadhol” ALLAH SWT.

Yaa.. semoga semuanya di “Alam Hikmah” diberi ALLAH rasa itu dan diridhoi oleh ALLAH…!!!

Saya ucapkan  “Selamat kembali ke fitrah - BERSIH HATI, SUCI JIWA, SIAP MENGHADAP SANG PENGUASA SEJATI - Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir & Batin”

“HIDUP SEKALI HARUS BERARTI”

Saya akhiri : WABILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH WASSALAMUALLAIKUM WR. WB.
----------------------------------------
Bangil, Jumat, 17 Agustus 2012
Ditulis dan dilaporkan oleh : Tim Alam Hikmah


Sebarkan:

8 comments :

  1. Sebenarnya bagi orang yang berfikir dan berdzikir akan dengan sangat mudah memahami makna "NOL", apalagi bagi yang sudah merasakan di kondisi tersebut.

    Kalau ada yang mengatakan ini sebuah ajaran yang menyimpang, sebenarnya karena ke-AKU-annyalah yang masih mendominasi akal dan hawa nafsunya. Karena NOL bukanlah ajaran, tapi hasil dari mengamalkan ajaran itu sendiri (ajaran Islam)

    Saya baru bisa memikirkan dan membayangkan apa itu NOL, dan belum bisa bermujahadah sehingga belum merasakannya. Namun semoga Allah mengaruniakannya. Aamiin..


    ReplyDelete
  2. Aku meyakini Nol hanya istilah bukan ajaran , istilah untuk mengungkapkan rasa dan perasaan
    karena setiap sesuatu itu pasti mempunyai nama , seperti jg dgn kata isi itu kosong dan kosong itu isi
    itupun jg ungkapan , ungkapan yg berkenaan dgn hati ...
    semoga pernyataan saya ini tidak di anggap salah , karena saya meyakini benar dgn kebenarannya
    Jaza kumullohu khoiroti wassa'adatid dunya wal akhiroh ... amin

    ReplyDelete
  3. Berbahagialah siapapun dari kita diberikan petunjuk oleh Allah SWT melalui Hikmah dan Pemahaman tth LILLAH BILLAH oleh Beliau berdasarkan apa yg telah dialami.

    Sudah sangat Jelas tentang apa yang dimaksud NOL shg tidak perlu dipermasalahkan. Yang Lebih Utama persis seperti yang beliau sarankan Bermuhasabalah, Doa mohon Bimbingan NYA ... agar kita mendapatkan Kemuliaan dan Ridho NYA. Aamiin3x YRA

    ReplyDelete
  4. kalau ini tidak ada rekaman videonya ya?
    Terimakasih..

    ReplyDelete
  5. alhamdulillah.. saya dipertemukan dengan blog ini amin ya Allah.....

    ReplyDelete
  6. Nol itu tiada....tiada itu rasa, bagaimana merasakannya.? Adalah dengan jalan yg berbeda2. Nol wahidiyah adl istigro bukan juga fana.

    ReplyDelete
  7. walaupun belum mengalami realitas NOL diri, saya bisa fahami & terima apa yg Pak Yai tuturkan dlm wawanvara ini. Yg ingin saya tanyakan sama Pak Yai, amalan/laku & penghayatan hidup keseharian seperti apa agar kenyataan NOL diri itu "bisa kita alami" ...?

    suwun Pak Yai ...

    ReplyDelete