Home » » Hancurnya Bangunan Kokoh Kerajaan Ananiyah Didalam Hati Seorang Hamba!

Hancurnya Bangunan Kokoh Kerajaan Ananiyah Didalam Hati Seorang Hamba!

Written By Admin Tuesday, May 14, 2013 - 11:50 AM WIB | 1 Komentar

Ingat wahai saudaraku…!!!

Manusia menjadi jahat, manusia menjadi manusia menjadi ingkar dan manusia menjadi anarkis penyebabnya hanya satu karena hati manusianya itu sendiri kotor disebabkan oleh kepentingan dunia, yang semestinya hati itu suci pandangannya hanya Allah akan tetapi terkontaminasi oleh kebutuhan dan kepentingan dunia sehingga saat itulah hati akan menjadi kotor, maka mutlak hati harus dibersihkan dan disucikan bila ingin menjadi manusia yang kenal dengan jati dirinya.

Karena apabila manusia ingin dicintai oleh Allah hatinya mutlak harus suci dan harus steril, karena wahdahu laa syarikala (Allah tidak mau disekutukan) dengan apapun juga termasuk diri kita sendiri. Maka manusia mutlak harus nuril musyahadah fiqolbihi manusia harus menemukan “cahaya penyaksian didalam hati”!

Kalau tidak nuril musyahadah fiqolbihi manusia akan mengaku-ngaku merasa memiliki akhirnya bercokol kuat membentuk bangunan ego dan keakuan walaupun berbaju putih dan bersorban akan tetapi dibalik itu semua muncul kerajaan-kerajaan ananiyah yang berdiri sangat kokoh didalam hati manusia.

Ini pernah terjadi di zaman Rasul, ketika seorang sahabat Usamah tidak bisa menangis didalam setiap pengajian yang Rasulullah sampaikan, saat itu sahabat Usamah datang kepada Rasulullah:

Yaa Rasul kenapa saya tidak bisa menangis layaknya seperti sahabat-sabahat yang dekat dengan Allah?

Saat itu Rasulullah memengang dadanya sahabat Usamah sambil mengucapkan “Wahai laknat iblis keluarlah engkau dari dadanya sahabat Usamah!”

Saat itulah kerajaan ananiyah yang ada didalam hati Usamah yang berdiri kokoh seketika hancur berkeping-keping, saat itu menangislah sahabat Usamah dihadapan Rasulullah Saw.

Maka dari itu wahai saudaraku…!!!

Bukan hanya dzikir lahiriyah yang kita lantunkan akan tetapi dzikirnya roh yang harus kita latih, karena semua itu datangnya dari Allah, sehingga kerajaan “ananiyah” yang bercokol kuat didalam hati hancur tiada membekas.

Ingat wahai saudaraku…!!!

Ketika cahaya penyaksian masuk kedalam hati dan ketika manusia diberi karunia sadar kepada Allah nuril musyahadah fiqolbihi, maka pandangan manusia saat itu:

1.    Dalam hatinya niscaya menjadi tenang karena ia tahu dan sadar bahwa semua yang ia lakukan merupakan skenario dari Sang Maha Pencipta.

2.    Dalam pandangan hati yang paling dalam bahwa semuanya itu adalah mati dan yang maha hidup hanya Allah.

3.  Dalam hatinya mempunyai keyakinan semuanya tidak wujud yang wujud hanya Allah (NOL tidak memiliki kemampuan) inilah pencapaian derajat tertinggi dari kedudukan manusia, sadar bahwa dia bukan apa-apa dan bukan siapa.

Pertanyaannya semudah itukah menimbulkan nuril musyahadah fiqolbihi sehingga bangunan kerajaan "ananiyah" yang berdiri kokoh itu hancur dan muncul keluhuran akhlaqul karimah didalam jiwa manusia itu sendiri sehingga menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa sehingga ia NOL tiada pengakuan didalam dirinya?

Toh kenyataanya walaupun kita bermujahadah, sholat, puasa, haji, akan tetapi kita masih mengaku bahwa kita masih merasa mampu, kuat, mulia, alim, kaya, berkuasa, suci dan merasa hidup? lalu bagaimanakah jalan keluarnya untuk keluar dari lingkaran pengakuan itu?

Maka jangan dianggap sepele dan dipandang sebelah mata, apa yang diajarkan oleh beliau Almukarrom Al Habib Sayyid Abdoel Madjid Ma’roef RA didalam lembaran Sholawat Wahidiyah nya untuk melatih perasaan rendah serendah-rendahnya, penuh berlumuran dosa, dan dholim selalu (FAQOD DHOLAMTU ABADAN WAROBBINII) bukan hanya sebagai pengertian akan tetapi benar-benar dirasakan didalam hati.

Yang kedua Beliau mengajarkan kepada kita bahwa semua harus dilarikan kepada Allah (Fafirru Ilallooh), baik apa yang kita miliki, apa yang kita rasakan, dalam setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas HATTAA LAA NAROO WALAA NASMA'A, WALAA NAJIDA WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA (tenggelamkanlah kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU) artinya NOL kan semua yang ada jangan sampai ada perasaan ‘aku’ sedikitpun didalam hati, dan ingat perasaan ini harus dilatih didalam hati ini, dimanapun dan kapanpun berada, baik dalam mujahadah, sholat, bahkan naik turunnya nafas serta berkedipnya mata selalu kita latih.

Karena bangunan kokok kerajaan “ananiyah” dan bermahkotahkan aku akan hancur pada saat itu apabila manusia telah menemukan nuril musyahadah fiqolbihi, dan ketika nuril musyahadah fiqolbihi masuk dalam hati seorang hamba pada saat itu hamba mempunyai sifat-sifat keluhuran akhlaqul karimah yang sangat menonjol yaitu mempunyai sifat rendah tidak pernah menyombongkan diri, memiliki kasih sayang, dan tidak ada sedikitpun memiliki kebencian kepada siapapun.

Wahai saudaraku…!!!

Barang siapa yang menemukan orang yang mempunyai sifat seperti itu maka hormatilah karena ketika engkau menghormat kepada dia saat itu otomatis engkau menghormat kepada Allah karena dia adalah kekasihNYA.

Akan tetapi sebaliknya ketika melukai, menghina, mengejek, menghujat, mengumpat, menjatuhkan itu sama sama melukai, menghina, mengejek, menghujat, mengumpat, menjatuhkan Allah.

Renungkanlah wahai saudara-saudaraku….!!! Maka tunggulah temanmu akan menjadi musuhmu dihari pembalasan (kiamat) jika didunia ia menghina, mengejek, menghujat, mengumpat, dan menjatuhkanmu!

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa” (Az Zukhruf [43] : 67)

===========================================
Catatan kelam perjalanan "Si Fakir" yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 14 Mei 2013

(AlamHikmah.org - Hidup Sekali Harus Berarti)

Sebarkan:

1 comments :