Home » » Apa Jadinya Ketika Mati Tidak Membawa Perasaan “NOL”?

Apa Jadinya Ketika Mati Tidak Membawa Perasaan “NOL”?

Written By Admin Friday, August 10, 2012 - 11:10 AM WIB | 0 Komentar

Pesan Beliau pada malam “Nuzulul Quran” di Padepokan “Samudera Esa”:

Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! bacalah..!!!

Iqro’..!!! bacalah…!!! siapa sesungguhnya diri kita ini?

Iqro’..!!! bacalah…!!! darimana asal kita dan akan kemana?

Iqro’..!!! bacalah..!!! kemanakah kita akan kembali?

Mari kita renungkan saudaraku!

Hanya dengan hati yang jernih kita akan bisa menjawab!

Jangan merasa semua itu adalah hasil jerih payah kita! Iqro’..!!! bacalah..!!!

Ketika kita kaya, bacalah..!!! siapa yang memberi kekayaan itu?

Ketika kita berilmu, bacalah..!!! darimana kita diberi kemampuan untuk berfikir?

Ketika kita mulia, bacalah..!!! darimana kemuliaan itu?

Ketika kamu jatuh, bacalah..!!! siapa yang menguji kamu?

Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! Bacalah..!!! Bismirobbikalladzii Kholaq

Dengan Asma Tuhanmu yang menciptakan. Ternyata semuanya itu berasal dari Tuhan Sang Pencipta

Maka tundukkalah jiwa kita..!!! kalau kita kenal akan jati diri kita sendiri!

Rendahkanlah diri kita..!!! kalau kita tahu akan diri kita sendiri!

Maka siapakah sejatinya diri ini? Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! bacalah..!!! Bismirobbikalladzii Kholaq

Mengapa selama ini kita tidak mengenal akan jati diri kita sendiri? 

BUTAKAH DIRI INI? ATAUKAH SUDAH MATI JIWA INI?

Ternyata semuanya adalah ciptaan dan diri ini diciptakan dari segumpal darah (Kholaqol Insaana Min ‘Alaq)

Maka gunakan hati kita untuk menerima frekuensi suci itu sehingga mengenal Sang Pencipta!

Gunakan jiwa kita untuk menerima sinyal yang “SUCI” itu..!!!

Jika hati kita jernih, maka akan kita rasakan siapakah dibalik semua itu..!!!

Ingat..!!! jika hati masih kotor, merasa mampu, merasa hidup, merasa mulia, merasa suci dan masih ada rasa “AKU”, niscaya tidak akan pernah menangkap sinyal “SUCI” itu!

Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! bacalah..!!!

Siapakah sesungguhnya diri kita ini?

Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! bacalah..!!!

Begitu hebatnya wahyu pertama yang diturunkan kepada junjungan kita Rasulullah Saw, tapi kita hanya membaca ayat-ayatnya saja dan membaca kesalahan-kesalahan orang lain dan tidak pernah membaca diri kita sendiri!

Iqro’..!!! Iqro’..!!! Iqro’..!!! bacalah diri kita sendiri agar kita mengenal Tuhan Sang Pencipta!

“MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU” (barang siapa mengenal akan dirinya sendiri sungguh akan mengenal Tuhannya)

Mungkinkah orang yang menyadari akan dirinya masih ada pengakuan “AKU”?

Mungkinkah orang yang menyadari akan dirinya masih ada hati jahat, suka menghujat dan menfitnah?

Mungkinkah orang yang menyadari akan dirinya masih memiliki perasaan mampu melakukan ibadah bahkan semua aktifitas hidup?

TENTUNYA TIDAK..!!! KALAU KITA BENAR-BENAR MEMBACA DIRI KITA BAHWA SEMUANYA ITU BERASAL DARI TUHAN SANG PENCIPTA!

IQRO’ BISMIROBBIKALLADZII KHOLAQ (bacalah dengan asma Tuhanmu yang menciptakan)

Sadarkah kita bahwa kita ini adalah ciptaan?

Maka timbullah kesadaran jiwa bahwa kita adalah bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, (itulah NOL).

INGAT…!!! NOL TIDAK AKAN PERNAH ADA, AKAN TETAPI CARILAH DIHATI KITA MASING-MASING.

Seperti halnya pedas tidak akan pernah ada, maka carilah didalam rasa yang kita miliki, beda orang yang makan cabe dengan orang yang belum makan cabe, ketika cabe dimakan otomatis muncul dengan sendirinya rasa pedas.

Begitupula kalau kita belum mampu merasakan “IQRO’ BISMIROBBIKALLADZII KHOLAQ (bacalah dengan asma Tuhanmu yang menciptakan)” selamanya tidak akan menemukan “NOL” itu sendiri, maka carilah “NOL” dihati kita masing-masing.

Saudaraku…!!! Ingat dengan AJARAN “LILLAH BILLAH”, “LIRROSUL BIRROSUL” bila kita rasakan dan kita sadari didalam jiwa maka rasa apa yang muncul di hati kita ini? Itulah rasa “NOL” (tidak merasa apa-apa karena semuanya adalah IQRO’ BISMIROBBIKALLADZI KHOLAQ).

“NOL” tidak akan pernah ada bila kita tidak pernah merasakan dan menyadari ajaran “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL” dihati kita.

Maka benar dawuh Syeikh Dzun Nun al Mishri : “MAN LAM YA DZUQ LAM YA’RIF” (SIAPA YANG BELUM MERASAKAN MAKA TIDAK AKAN MENGETAHUI).

Maka ketika hati telah mendapat karunia agung dari ALLAH SANG PENCIPTA untuk mengetrapkan ajaran suci “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL” sehingga timbullah rasa “NOL” (leburnya pengakuan tidak pernah merasa mampu dan merasa segalanya) maka muncul dalam pernyataan hati yang paling dalam “AKU BUKANLAH SIAPA-SIAPA DAN BUKAN APA-APA KARENA AKU MILIKNYA DAN AKU CIPTAANYA DAN AKAN KEMBALI KEPADANYA” “LAHUL HUKMU WAILAYHI TURJA’ UUN.” (Al Qashash [28]: 88)

Saudaraku..!!! apa jadinya kalau kita kembali pulang keharibaan NYA belum “NOL” masih merasa “AKU” dan mengandalkan selain “ALLAH TUHAN SANG PENCIPTA”?, bukankah yang wujud hanya “DIA”? diri kita pun juga tidak wujud dan semuanya juga tidak wujud.

Maka dengan MENTAUHIDKAN ALLAH (MENG ESAKAN TUHAN) artinya meng “NOL” kan semuanya sehingga yang ada hanya ALLAH semata-mata YANG ESA DAN TIADA SEKUTU BAGINYA.

Ingat saudaraku…!!! itu adalah kesadaran hati. maka ada dawuh : “AL KAMILU MAN YAKUNU JAM’U FIIBAATINIHI MASYHUDA WALFARQU FIIDHOHIRIHI MAUJUUDA” (YANG DIKATAKAN SEMPURNA BATINNYA KUMPUL KEPADA ALLAH / LEBUR / NOL KARENA YANG ADA HANYA ALLAH), DAN LAHIRNYA ADA (BERSAMA MAKHLUK).

Ada dawuh lagi “AL ARIF FIIBATINIIHI MAA’LLAH FIDHOHIRIHI MAA’L KHOLQI” (ORANG ARIF / SADAR KEPADA ALLAH, BATINNYA BERSAMA ALLAH DAN LAHIRNYA BERSAMA MAKHLUK) INILAH SEMPURNA.

Saudaraku…!!! Mari kita renungkan ternyata tidak semudah ini untuk mengetrapkan ajaran suci “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL”.

Mujahadah…!!! Tingkatkan mujahadah…!!! Tingkatkan mujahadah…!!! Jangan cari “NOL” lagi nanti akan muncul dengan sendirinya, ketika mujahadah sebagai kunci hidayah ALLAH membuahkan pengetrapan ajaran “LILLAH BILLAH” “LIRROSUL BIRROSUL” didalam hati kita masing-masing.

Maka jangan sedini ini kita menilai masalah “NOL” karena “NOL” tidak akan pernah ada karena “NOL” adalah rasa dan kesadaran jiwa.

Selamat berjuang wahai saudaraku….!!! Semoga ALLAH mengaruniai kita pengetrapan ajaran suci itu sehingga kita selalu bertauhid kepadaNYA.

.

 

Ditulis oleh Muhammad Yudhi

Bangil, 10 Agustus 2012

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment