Home » » Ternyata Dunia Adalah “Kubangan Syirik” (Petuah Dasyat dari Sang Prof)

Ternyata Dunia Adalah “Kubangan Syirik” (Petuah Dasyat dari Sang Prof)

Written By Admin Wednesday, September 28, 2011 - 11:04 AM WIB | 0 Komentar

Syukur Alhamdulillah dalam sebuah perjalanan kereta api yang melelahkan, dalam undangan sebuah perusahaan besar yang ada di Jawa Timur kami masih diberi kesempatan untuk mengikuti Beliau dalam acara pencerahan pendalaman tentang “Rahasia Kehidupan” yang pada saat itu dihadiri oleh direktur, manager, maupun karyawan dari perusahaan tersebut.

Kami ingat ketika dalam perjalanan naik kereta api Beliau sempat berpesan:

Ingat..!!!

Dunia itu indah dan memikat, tapi perlu diketahui dunia merupakan kubangan kesyirikan dan kekufuran,

Kita ingin keluar dari syirik tapi kita dalam kesyirikan,

Kita takut kufur tapi sudah dalam kekufuran,

Karena selama kita masih merasa AKU maka dialah merupakan kekufuran dan kesyirikan kepada TuhanNya,

Maka benafaslah kamu dengan sholawat,

Berjalanlah kamu dengan sholawat,

Hidup dan matilah dengan sholawat,

Karena sebentar lagi tidak akan lama kita semua akan berpulang,

Jangan sampai salah jalan,

Bacalah sholawat dimanapun berada,

Setidak-tidaknya sambil melatih membaca:

“ALLOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW WANAFASIM BI’ADADI MA’LUUMAATILLAHI WA FUYUUDLHOOTIHI WA AMDAADIH“ 

Sang Prof pun pernah memberitahu bahwa Beliau melatih ini kurang lebih selama 25 tahun lamanya,

###

Ketika dalam pertemuan terjadilah tanya jawab,

Siapa hakekat orang yang masuk dalam kubangan kesyrikan itu? (tanya seorang tamu undangan)

Jawab Sang Prof:

Orang yang melakukan kesyirikan itu didalam hatinya masih merasa selain Allah itu ada, artinya sebelum kita meniadakan KEAKUAN kita dan mengosongkan jiwa kita sehingga hanya Allah yang ada, maka selamanya kita masuk dalam lubang kesyirikan, bahkan hajipun bisa menjadi syirik, ketika dia menyekutukan Allah dengan tempat (maqom) mustajabah atau dengan pahala-pahala yang telah dijanjikan sehingga lupa dengan Allah yang memberi pahala-pahala itu.

Suatu saat Sang Prof berdialog dengan seseorang

Prof apakah dengan keris dan jimat itu bisa membuat syirik seseorang?

Iya kalau keris dan jimat itu menjadikan suatu kebanggaan di didalam dirinya, jangankan dengan keris dan jimat, tentara dan polisipun pun juga masuk dalam syirik jikalau dengan senjatanya bisa menyelamatkan diri, karena yang bisa menyelamatkan adalah senjatanya bukan Allah dibalik itu semua.

Lalu dimana syirik yang hakiki itu? kata Sang Prof

Terdiamlah si penanya itu,

Lanjut Sang Prof dengan petuahnya,

Memang kita ini takut syirik tapi sayang, kita ini sudah masuk didalam lembah kesyirikan, sampai orang berdoa itupun juga syirik, selagi kamu masih merasa selamat dengan doanya sehingga mengandalkan doa bukan mengandalkan Allah sebagai pengabul dan pengijabah doa.

Dimanakah Allah pada saat itu?

Terkejutlah orang itu, ketika saat itu berbincang-bincang di jamarat Mekkah,

Jadi dunia ini sudah banjir syirik, kesiangan orang kalau bilang kamu harus keluar dari syirik

Apapun selain Allah kalau sudah diajukan dimuka, orang itu sudah syirik, hajipun bisa syirik, karena dia telah menyekutukan Allah dengan ibadah hajinya.

Kita lihat saja, ketika belum menunaikan ibadah haji mungkin saat itu bisa tawadhu, akan tetapi setelah pulang haji, hanya KEAKUAN yang tampak, sehingga banyak orang jika tidak disebutkan title hajinya akan marah, apakah ini yang disebut sebagai haji mabrur?

Foto dokumen Pribadi: Skema Kubangan Syirik oleh Sang Prof

 

 

###

Itulah sekelumit ringakasan pembahasan dari suatu undangan pertemuan yang dihadiri orang-orang besar tersebut,

Untuk lebih jelasnya kami sudah upload file rekaman tanya jawab dalam dalam format mp3 dan skema gambar “Kubangan Syirik”, Semoga bermanfaat..

http://www.mediafire.com/?04×0zp5j88ahpkd

===========================================================================

Catatan kelam perjalanan hidup dari “Si Fakir” yang hina

Dalam bumi kerendahan, 28 September 2011

“Hidup Sekali Harus Berarti”

 

 

Sebarkan:

0 comments :

Post a Comment