Semua orang mencari kebahagiaan
dan ingin menjadi bahagia, sehingga tidak jarang banyak cara yang dilalui untuk
mendapatkan sebuah kebahagiaan.
Akan tetapi tidak semua orang
tahu jalan untuk mendapatkan kebahagiaan, kebahagiaan yang sejati bukanlah kemewahan,
kesuksesan dan gebyarnya dunia karena semuanya itu adalah kebahagiaan yang
semu, cepat lambat pasti akan kita tinggal bersama jasad terkuburnya didalam
tanah!
Inilah fenomena keanehan di akhir
zaman ini… bila kebahagiaan bungkus (jasad) dikejar-kejar siang dan malam, tak
perduli kaki dibuat kepala dan kepala dibuat kaki, sehingga seluruh waktunya
habis hanya untuk memperhatikan kebahagiaan yang semu, akan tetapi kebahagiaan isi (roh) yang
merupakan kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan yang tiada batas, justru tidak
pernah kita perhatikan!
Padahal kebahagiaan jasad ujungnya
hanyalah kebanggaan memamerkan kekayaannya, memamerkan intelektualitasnya,
memamerkan ketampanan dan kecantikannya, memamerkan kesuksesannya, dan lain
sebagainya, berbeda dengan kebahagiaan roh ujungnya adalah kerendahan,
kebodohan dan kepapahannya karena ia menyadari bahwa dirinya adalah makhluk
yang diciptakan, sehingga "aku" didalam dirinya (aku pandai, aku
alim, aku kaya, aku cantik, aku tampan, aku terhormat, aku berkuasa, aku
pembimbing, aku mulia, dan sebagainya) itu tiada, akhirnya ia sadar bahwa
dirinya bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa (NOL dari pengakuan)!
Merekalah orang-orang yang hidup
didunia ini dianggap aneh (asing), karena dia mencari kebahagiaan yang hakiki
dan kebahagiaan itu adalah kembalinya hamba kepada "Sang Pencipta", karena
apapun ciptaan harus kembali kepada "Sang Pencipta", sedangkan orang
yang mempunyai akal yang sempurna ia akan mencari kebahagiaan yang hakiki bukan
kebahagiaan yang semu yang sebentar lagi dunia yang ia miliki bahkan jasadnya
sendiri akan ia ditinggalkan.
Hidup dia penuh ke asingan, karena dia tak bertempat, dan tak menginginkan tempat, karena tempat dan segala keinginanya diserahkan apa yang menjadi kehendak Tuhannya ALLAH SWT,
Dia hidup tapi tak pernah menginginkan kehidupan, dia mencari tapi tak pernah menginginkan ketemu, karena dia pasrah, apapun yang datang dari Tuhannya, itulah yang terbaik bagi diriku, ibarat si kekasih, apapun yang dia lakukan, dicubit ataupun dipukul, dirugikan ataupun diuntungkan, difitnah ataupun disanjung, asalkan yang melakukan itu adalah si kekasih, baginya itu merupakan kebahagiaan.
Wahai si Ghoriban….
Engkau melihat tapi engkau merasa buta,
Engkau mendengar tapi engkau merasa tuli,
Engkau bicara tapi engkau merasa bisu,
Engkau mulya tapi engkau merasa tiada arti, bukan apa-apa dan bukanlah siapa-siapa, karena semua dikembalikan kepada Tuhannya
Wahai saudaraku.... masih adakah orang asing seperti itu? Dimanakah dia?
Sungguh zaman ini sangat membutuhkan dia, dunia ini akan menangis tanpa dia, umat ini akan kehilangan HIKMAH tanpa dirinya.
Wahai manusia yang tiada tempat dan tak menginginkan tempat...
Dimana engkau... kami membutuhkanmu sebagai pembimbing jiwa disaat kami telah menjadi rakus oleh kedudukan, rakus akan jabatan, dan rakus akan kemulyaan dunia.
Wahai manusia yang melihat tapi senantiasa buta, mendengar tapi senantiasa tuli..
Tolonglah kami... bimbinglah kami untuk menemukan kebahagiaan yang hakiki itu... karena dunia ini akan hancur, dunia ini tiada manfaat, bila tiada engkau, sang petunjuk kebahagiaan yang hakiki.
salam
Catatan kelam perjalanan “Al Fakir” yang hina
Dalam Bumi Kerendahan, 7 Januari 2017
“Hidup Sekali Harus Berarti”
0 comments :
Post a Comment